Varian Tiga Puluh

120 8 9
                                    

Akhir Pekan Jeon's Family

.

.

.




Akhir pekan biasanya selalu diisi dengan kegiatan kegiatan yang menyenangkan, selayaknya Kim Mingyu yang sedari pagi sudah begitu sibuk dan aktif sekali pun tadi cukup sedikit merasa lelah setelah pergi berolahraga ringan bersama Wonwoo dan ketiga anak mereka siapa lagi kalau bukan kedua anak kembar mereka Juyeon dan Seonho dan juga putri kecil mereka, Aeri yang bulan ini menginjak usia 6 bulan dan sedang aktif aktifnya berguling kesana kemari dan perlu pengawasan ekstra ketat yang membuatnya merasa nyeri dibagian luka bekas jahitan operasi caesar yang dijalaninya beberapa bulan yang lalu untuk melahirkan baby Aeri. Namun, hal itu tentu saja tidak mengurungkan niat awalnya untuk memanjakan perut kosong para kesayangannya yang sudah menunggu dengan manis di ruang tengah sembari menonton tayangan kartun pagi favorit mereka. Baik Wonwoo dan ketiga anak mereka sudah tampak rapi dan wangi setelah mandi. Ya, Wonwoo cukup terampil juga sabar dalam menjalani tugas tersebut yang tentu saja membuat Mingyu tidak perlu merasa waswas sekali pun mempercayakan suaminya itu untuk memandikan Aeri yang suka sekali berendam, dan akan marah jika dibujuk untuk menyelesaikan kegiatan kesukaannya itu dengan cepat dan membuatnya rewel seharian. Tapi, nampaknya suaminya itu punya jurus tersendiri untuk menanganinya terlihat dari si bayi yang tampak anteng-anteng saja. Duduk bersandar nyaman di atas dada sang ayah yang terbalut kaus rumahan berwarna hijau gelap sembari menggigiti biskuit bayi yang sudah mengotori celemek bayi yang sengaja Wonwoo pasangkan agar tidak membuat noda membandel di baju cantik yang sudah ia pilihkan untuk bayi cantik itu. Sesekali terdengar celotehan menggemaskan dari belah bibir mungilnya yang ditanggapi dengan sabar pula oleh Wonwoo yang sibuk menyeka bekas makannya dengan tisu basah dan terkekeh kecil kala si bayi mulai merengut lucu karena kegiatan menyenangkannya selalu diganggu oleh sang ayah,"mianhae, sayang. Ayah cuma mau bersihin sedikit biar cantiknya ayah engga belepotan remah kue."katanya setengah membujuk dengan nada lembutnya yang ajaibnya bisa membuat si bayi bawel itu langsung menurut dan kembali bersandar nyaman diatas dadanya juga lanjutkan kegiatan bercelotehnya yang terkadang mendapatkan protesan dari Juyeon yang terganggu fokus menontonnya karena suara cempreng si bungsu.

"Adek berhenti bawel atau kakak gigit pipi adek sampai merah."katanya sok galak. Tangan mungilnya dengan usil menusuk-nusuk pipi gembil cetak biru dari Mingyu itu beberapa kali yang tentu saja langsung mendapatkan balasan berupa tendangan cukup kuat di wajahnya dan membuat si sulung mencebik sedih. Menatap kearah Wonwoo dan mengadu pada sang ayah yang hanya menanggapinya dengan usapan sayang di wajahnya yang baru saja terkena tendangan maut dari si bungsu.

"Ayah babab adek. Adek nakal tendang muka Ujuy pake kaki. Engga sopan. Sakit...,"adunya dengan nada setengah merengek yang lagi-lagi ditanggapi dengan sabar oleh Wonwoo,"iyaa, nanti ayah babab pake ciuman sayang ya, cakep. Sudah, ayo lanjutkan lagi nontonnya. Tuh, lihat, Seonho masih fokus sekali menontonnya. Hm, ayah jadi curiga jangan-jangan adik kembarmu ketiduran lagi seperti biasa—nah, kan benar. Astaga, Seonho ini benar-benar mirip papamu. Suka sekali tidur."Wonwoo menggeleng keheranan kala dirinya yang lagi-lagi dapati si tengah yang jatuh tertidur di tengah-tengah kegiatan menonton mereka dengan kepalanya yang ditelungkupkan diatas permukaan lembut plushie kumamon pemberian Yoongi—paman mereka yang kala itu sedang berkunjung ke rumah setelah pulang dari dinas luar kotanya dan memberikan hadiah boneka plushie masing-masing satu untuk si kembar yang pada saat itu kebetulan tengah merayakan hari ulangtahun mereka yang ke empat—dengan dengkur halus yang sayup terdengar menyapa rungu. Melihat si adik kembar yang lagi-lagi tertidur saat menonton membuat Juyeon terkekeh lucu juga melupakan rasa kesalnya pada si bungsu begitu saja dan merengek meminta Wonwoo untuk membidik beberapa pose lucu Seonho dengan kamera ponsel milik ayahnya itu. Wonwoo lagi-lagi menanggapinya dengan sabar dan mengambil beberapa bidikan gambar yang kini tersimpan rapi di memori ponselnya diiringi pekikan senang dari si sulung yang tentu saja membuat sang objek utama kembali terjaga sembari menguap pelan. Menatap linglung sekitarnya sebelum beringsut bangkit dan menghampiri Mingyu yang masih sibuk mengolah makanan di dapur dengan langkah sempoyongan. Menarik-narik sisi celana longgar yang dikenakan Mingyu dan meminta sebotol susu pada sang papa.

"Ho mau mimi, papa."katanya dengan nada setengah mengantuk yang tentu saja membuat Mingyu terkekeh gemas. Menghentikan kegiatan memasaknya sejenak dan membopong tubuh mungil si tengah dan menempatkannya pada sisi lain konter dapur selagi dirinya menyelesaikan masakannya lalu mulai menyiapkan botol susu untuk si tengah dan juga untuk kakak dan juga adiknya yang pastinya akan ikut merasa iri dan ingin menyusu. Ketiganya memang masih hobi menyusu lewat botol susu dan Mingyu juga Wonwoo masih memakluminya sembari sesekali mengajari si kembar untuk menyusu lewat gelas biasa yang untungnya terkadang berhasil di jalankan sebelum si tengah kembali meminta botol susu kesayangannya dan begitu seterusnya. Hm.

"Gereumi chan~"seru Seonho senang sembari menerima dengan suka cita botol susu yang diangsurkan Mingyu padanya yang kini disesapnya dengan rakus. Memeluk botol bergambar kucing gemuk dengan sepasang kumis kucing keritingnya itu dengan erat sembari sesekali ayunkan kedua kaki mungilnya yang terbalut kaus kaki. Seonho memiliki alergi terhadap hawa dingin seperti Wonwoo, jadi sekali pun sekarang ini tengah musim panas, anak itu akan tetap mereka kenakan kaus kaki agar si tengah tetap merasa hangat dan nyaman. Lagi, Mingyu terkekeh gemas dan bubuhkan beberapa kecupan sayang di kedua pipi gembil si tengah yang hanya melirik cuek kearahnya, kebiasaan si tengah jika sedang asik menyusu pada botol susunya yang langsung lupa dunia. Termasuk pada sosok yang paling disayanginya. Ya, siapa lagi kalau bukan Kim Mingyu sang papa yang terkadang membuatnya harus bersaing ketat dengan semua saudaranya hanya untuk sebuah afeksi sederhana dari si manis kesayangan keluarga Jeon itu. Hm.

"PaGyu PaGyu, Ujuy juga mau mimi. Mau mimi botol susu Ujuy."

Nah, kan baru saja Mingyu selesai menyiapkan susu untuk kedua malaikat kecilnya, suara cempreng Juyeon bersahutan dengan jeritan menggemaskan Aeri yang berlonjak senang dalam gendongan Wonwoo yang hanya terkekeh pelan sembari menahan pergerakan lincah si bayi dengan sepasang lengan kekarnya yang melingkar posesif pada bagian perut juga bokong berpopoknya.

"Iya, sayang iya. Ini jatah susu kalian. Habiskan ya, kalau kurang bilang sama papa, nanti papa buatkan lagi. Biar makin dundut kaya..."

"Papa!"seru si kembar serempak dan buat si manis Kim mencebik. Berkacak pinggang di depan kedua anaknya itu sembari mendelik sok galak,"ih, papa ini engga dundut tau. Cuma kelebihan lemak saja. Lagipula ayah malah senang lihat papa montok begini. Katanya empuk buat dipeluk. Iya, kan ayah?"dan Wonwoo pun mengangguk seraya tersenyum kecil membuat Mingyu tersenyum puas sembari menoel kecil hidung bangirnya sendiri dan si kembar hanya menanggapinya dengan lirikan tanpa minatnya. Terlalu sibuk habiskan isi botol susu masing-masing sembari memeluki kedua kaki montok Aeri yang mulai mengantuk dalam gendongan sang ayah. Mingyu yang melihat itu hanya mendecih samar dan bubuhkan kecupan gemasnya pada pipi gembil si kembar yang kini memekik ajukan protesan dan membuatnya tergelak keras karenanya. Merasa puas karena sudah membuat si kembar merasa kesal. Lagi, Wonwoo tersenyum maklum. Sudah kelewat biasa dengan tingkah usil si kesayangannya itu.



















Kkeut!











Hi, i'm back dan kasih kalian satu hadiah kecil dan anggap saja ini bentuk perayaan dariku untuk merayakan umurku yang berkurang satu tahun. Engga kerasa dua tahun lagi akan berganti kepala tiga *buangingus 🤧

Okay, anyway, semoga kalian suka sama hadiahnya dan kalo ada yang berminat kasih kado *ehem* aku engga keberatan buat nampung kok ehehehe. Jangan lupa juga jejak cantiknya biar aku senang. Pay! 😗💛

With love,

Lian 💛

Sebong Cake^ (SEVENTEEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang