Varian Dua Puluh Empat (09)

42 5 15
                                    

---

.

.

.






Lantas Mengapa chap. 10
(Meanie couple ft Soonyoung and others)






.

.

.





















"Sudah tidak ada yang tertinggal, kan?"tanya Wonwoo untuk kesekian kali, memastikan kalau semua barang bawaan yang akan dibawa Mingyu nantinya tidak ada yang tertinggal dan membuat pria Kim itu kerepotan nantinya dan lagi Mingyu membalasnya dengan anggukan mantap, karena ia sendiri sudah melakukan pengecekan ganda untuk itu. Dengan baby Seonho dalam gendongan, ia pun berjalan mendekati Yoona yang tampak berkaca-kaca disana namun senyuman teduhnya masih terpatri di wajahnya yang cantik. Keduanya saling bertukar pelukan beberapa saat dengan Yoona yang memberikan beberapa nasihat dan berjanji akan sering datang untuk mengunjunginya dan baby Seonho ke flatnya dan menghabiskan banyak waktu bersama. Mingyu mengiyakannya, dan tidak berharap lebih untuk itu. Satu dua kali berkunjung pun tidak apa, yang penting ia bisa melihat kalau Yoona dalam keadaan baik dan sehat. Itu sudah cukup baginya.

Keduanya saling bertukar senyuman sebelum mengurai dekapan mereka lalu beralih mendekat kearah Soonyoung yang sedari tadi sibuk memandangi ujung sendal rumahan yang dikenakannya. Tampak enggan untuk bertukar tatap dengannya dan memperlihatkan dengan jelas raut sedihnya. Perlahan, Mingyu meraih salah satu tangan Soonyoung hingga sang empunya berjengit samar dan membuat pandangan mereka akhirnya bertemu. Saling terkunci dalam dan membuat bulir air mata yang sedari tadi Soonyoung tahan meluruh jatuh di kedua pipinya. Mingyu dengan lembut menyekanya membuat isakan kecil lolos begitu saja dari belah ranum pria Kwon itu yang kini memanggil namanya dengan nada lirih. Tercekat.

"Gu..."

Mingyu tersenyum dan membawa tubuh mungil itu ke dalam rangkulannya. Hanya singkat memang karena tidak ingin membuat si kecil Jeon merasa tidak nyaman karena terhimpit keduanya,"maafkan aku, tuan Kwon. Tapi, aku benar-benar harus pergi dan maaf juga karena aku membawa Seonho turut serta dan membuatmu berjauhan dengannya..."

"...demi apapun, aku tidak akan melarang kau untuk bertemu dengannya. Kau selalu mempunyai hak untuk itu. Ini mungkin tidak adil untukmu, tapi inilah yang terbaik untuk saat ini, agar kita semua berhenti saling menyakiti, karena dengan adanya aku disini, akan selalu ada kesalah pahaman diantara kita bertiga dan aku pun akan semakin berat nantinya. Kau mungkin bisa merasakannya dengan jelas tentang perasaanku pada tuan Jeon dan aku tidak akan menyangkalnya. Ya, aku menyukai—tidak, aku mencintai dan menyayanginya, selayaknya seseorang yang mencintai pasangannya. Sedalam itu dan tentunya itu akan menjadi boomerang bagiku dikemudian hari jika terus ku pupuk. Karena, bagaimanapun, tuan Jeon bukanlah seorang pria lajang dan aku pun tahu siapa yang pria itu cintai sejak dulu. Dan aku hanya akan membuat diriku mati secara perlahan jika terus mengharapkan perasaan semu seperti itu, karena selama apapun aku berusaha, hanya akan ada kau di dalam hatinya..."

Isakan Soonyoung semakin mengeras. Pria itu menangis tersedu dengan sebelah tangannya yang menutupi mulutnya. Rasanya begitu sesak saat kau tahu ada sosok lain yang mencintai orang yang kau cintai begitu dalamnya namun juga tidak mengharapkan balasan apa-apa lalu berakhir mengalah. Memilih untuk pergi menjauh ketimbang harus memupuk lara bagi dirinya sendiri, maupun orang lain. Sungguh bijak, dan Soonyoung sendiri merasa kurang dewasa untuk bisa menyikapi hal semacam ini dengan cara yang serupa. Karena, jika itu Soonyoung, maka ia akan terus berjuang sampai titik darah penghabisan. Ia akan terus perjuangkan cintanya apapun yang terjadi. Dan sekali lagi, ia mengagumi sosok Kim Mingyu.

Sebong Cake^ (SEVENTEEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang