Varian Tiga

277 5 16
                                    

---

(Bukan) Sekedar Teman (Jeonghan x Nayeon)

Oneshoot

.

.

.

"Han, sibuk ya?"

Jeonghan berdeham pelan. Masih sibuk dengan berbagai berkas menumpuk di meja kerjanya. Benar-benar mengabaikan eksistensi seorang Im Nayeon disana yang kini mencebik sebal dan berakhir memainkan miniatur bola dunia yang menjadi hiasan disana. Ia benar-benar bosan, tapi ia juga kelewat malas untuk beranjak pulang, mengingat ia hanya tinggal seorang diri di rumahnya yang megah. Kedua orang tuanya terlalu sibuk dengan bisnis mereka di luar negeri sana, bahkan lupa untuk menegok sang anak yang terus menerus di rundung kesepian. Ya, setidaknya, ia masih memiliki seorang Yoon Jeonghan di hidupnya. Itu pun kalau pemuda itu tidak di sibukkan dengan pekerjaannya di kantor. Jatah cuti pun sangat jarang. Benar-benar tipikal pemuda kaku nan membosankan.

Nayeon menghela nafas beberapa kali dan mengundang decakan samar dari Jeonghan yang merasa sedikit terganggu karenanya. Ia regangkan perlahan tubuhnya yang sedikit kaku lalu mengalihkan atensinya secara penuh pada sahabatnya itu.

"Kau lapar?"tanyanya sembari meraih ponselnya yang tergeletak begitu saja di atas meja. Gadis itu malah menggeleng. Bibir kecilnya mengerucut lucu,"aku bosan, Hanie. Ayo, kita pergi jalan-jalan!"

"Aku tidak bisa, Nay. Pekerjaanku masih menumpuk."kata Jeonghan sembari menggeleng kecil membuat Nayeon kembali mencebik sebal,"selalu saja lebih mementingkan pekerjaanmu. Katanya saja sayang padaku. Hh, dasar pembual."

"Hey!"

Nayeon melengos. Meraih tasnya dan berlalu pergi begitu saja. Mengabaikan seruan Jeonghan padanya membuat pemuda berambut cokelat pendek itu menghela nafas berat. Lagi-lagi merajuk.

"Hh, biarkan sajalah. Nanti juga baik sendiri."gumamnya pada dirinya sendiri. Kembali duduk di singgasananya dan mulai menyibukkan diri pada setumpuk berkas penting yang entah sampai kapan akan habis. Hh, benar-benar merepotkan.

.

.

"Untuk apa kau datang kemari? Pergi kencan saja sana dengan tumpukan berkas itu. Toh, kau sudah tidak lagi memperdulikanku."Nayeon berujar ketus pada Jeonghan yang malam itu bertandang ke rumahnya dengan sekotak donat di tangannya. Pasti itu adalah sogokan agar ia berhenti merajuk padanya. Cih.

"Hh, kau masih marah?"Nayeon mendelik lalu merebahkan dirinya di atas ranjang tanpa memperdulikan Jeonghan yang masih berdiri di ambang pintu kamarnya. Sama sekali tidak berniat mempersilahkan pemuda itu untuk masuk ke dalam kamarnya. Jeonghan menghela nafas pelan. Berjalan mendekati Nayeon dan berjongkok di depannya. Ia mencoba meraih sebelah tangan gadis itu namun langsung mendapatkan tepisan keras. Ia mendesah lelah.

"Nay...,"

"Pergi! Aku sedang tidak ingin melihat wajah menyebalkanmu itu!"Nayeon menarik dirinya menjauh. Sepertinya, gadis itu benar-benar marah padanya. Namun, Jeonghan tidak menyerah dan akhirnya berhasil membawa tubuh ramping itu ke dalam rengkuhannya sekali pun Nayeon terus menerus memberontak dan tidak jarang melayangkan pukulan di dada dan punggungnya. Jeonghan hanya diam dan membiarkan gadis itu meluapkan segala rasa kecewanya. Kemeja yang di kenakannya bahkan sudah basah dengan lelehan air mata.

"Aku benci padamu, Yoon Jeonghan. Sangat."bisiknya dengan nada parau. Jeonghan hanya diam. Memilih sibuk memberikan usapan lembut di punggung Nayeon yang bergetar.

"Aku lelah dengan semuanya. Tentang hubungan kita yang tetap gamang sekali pun saling sayang. Dan aku juga benci sekali pada diriku sendiri yang pernah bisa berhenti mengharapkan akan ada kisah indah diantara kita berdua, padahal aku tahu kalau hal itu mustahil untuk terjadi."

Sebong Cake^ (SEVENTEEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang