Varian Dua Puluh Satu

128 8 27
                                    

---
Hi, there. Remember me? 😬

Aku bawa varian terbaru setelah sekian lama mendekam di dalam goa ehehehe.

Semoga suka dan terhibur. Di tunggu juga jejak cantik ya, caratdeul.

Happy reading dan nikmati varian terbaru dari kami! Wuff u tiga ribu tanpa kembalian! 😗💛💛💛💛💛

.

.

.

Newbie (Meanie Couple and other)

Oneshoot

.

.

.

---

Pukul sebelas malam, Wonwoo baru saja sampai di rumah. Memarkir mobil putihnya ke dalam garasi dan berjalan kearah pintu utama lalu mengarahkan dirinya masuk ke dalam rumah setelah menanggalkan sepasang sepatu kerjanya dan menaruhnya dengan rapi ke dalam rak. Berjalan kearah ruang tengah dan merebahkan dirinya sejenak di atas sofa empuk dengan keheningan yang menyelimuti. Sepertinya suami manisnya sudah jatuh dalam lelap dan ia pun tidak sampai hati untuk membangunkannya, jadi ia membiarkannya dan mungkin dia hanya akan menyeduh ramen instan untuk mengganjal perutnya yang mulai meronta minta diisi.

Setelah cukup beristirahat, Wonwoo pun beringsut bangkit dari posisinya dan berjalan kearah lantai dua sembari menenteng tas kerja dan jasnya yang tersampir asal dibahu lalu membuka pintu kamarnya dengan perlahan, takut membangunkan si manis yang tampak begitu damai dengan suara dengkur halus yang menenangkan membuat kedua sudut bibirnya terangkat, mengulum senyum. Sejenak ia dekati ranjang dan amati wajah manis nan damai itu dari jarak dekat, kagumi pahatan wajahnya dan segala hal yang ada dalam diri si manis yang membuatnya jatuh hati berulang kali dan dia bersyukur pada Tuhan karena telah mengirimkannya seseorang yang begitu sempurna untuk ia cintai dan mencintainya tanpa kata tapi di belakangnya. Wonwoo sangat mensyukuri itu.

Di sekon berikutnya, ia kembali teringat tujuan awalnya masuk ke dalam kamar dan bergegas masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Itu juga tidak begitu lama, hanya hitungan puluhan menit saja dan kini ia sudah tampak segar dengan sepasang stelan olahraga—pakaian kesukaannya ketika di rumah—berwarna putih dengan rambut yang masih setengah basah. Ia terlalu malas untuk sekadar mengeringkannya dan memilih untuk membiarkan hingga kering dengan sendirinya dan bersiap untuk pergi ke dapur untuk menyeduh mie instan. Namun, sepertinya pergerakannya kali ini membuat si manis terusik dari tidurnya dan terjaga dengan sepasang manik bulatnya yang menatapnya dengan sayu karena rasa kantuk. Melihatnya, Wonwoo meringis dan beringsut mendekatinya. Bersiap menggumamkan kata maaf yang malah dibalas seulas senyuman yang manis membuatnya tercenung. Keduanya saling bertukar pandang sebelum akhirnya berjengit samar kala salah satu pipinya mendapatkan sebuah kecupan sayang nan lembut. Serangan mendadak yang sukses membuat kedua pipinya merona padam dan mengundang kekehan lucu dari suami manisnya yang mengerling jahil. Wonwoo mendengus geli, bubuhi jawilan gemas di pucuk si manis yang kini merengek manja. Paling tidak suka kalau hidung bangirnya di tarik-tarik dengan gerakan main-main hingga memerah. Kali ini, giliran Wonwoo yang terkekeh renyah sebelum bubuhi satu kecupan sayang disana sebagai ganti permohonan maaf dan kembalikan seulas senyuman favoritnya. Wonwoo pun ikut mengulum senyum.

"Maaf ya, karena kakak udah bikin kamu kebangun. Padahal udah lelap banget tadi."katanya penuh sesal dan lagi-lagi malah mendapatkan kecupan sayang namun kali ini giliran permukaan ranumnya yang merasakannya. Wonwoo menatap si manis yang masih mematri senyum di depannya, juga sepasang manik bundarnya yang menatap lembut kearahnya,"engga apa. Maafin aku juga karena ketiduran dan engga nyambut kakak pas pulang tadi. Ehm, kakak udah makan? Laper engga? Mau aku bikinkan sesuatu?"

Sebong Cake^ (SEVENTEEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang