Varian Dua Puluh Lima

88 7 11
                                    

---
.

.

.

















Captain Jeon chap. 01
(Meanie Couple and Others)
















.

.

.










Lagi, Mingyu bolos latihan beladiri dan tentunya akan membuatnya mendapati amukan dari kedua kakaknya yang galak dan cerewet. Nah, kan, lihat saja ini. Baru saja beberapa menit dia sampai di tempat tujuannya, Seungcheol—sang kakak pertama—sudah memborbardirnya dengan puluhan pesan dan juga belasan panggilan masuk yang tentu saja Mingyu tahu sekali alasan dibaliknya. Menanyai keberadaan Mingyu yang entah melipir kemana.

Remaja tanggung itu mencebik. Menonaktifkan ponselnya dan menaruhnya asal di dalam tas ransel besar yang tersampir di salah satu bahunya sebelum akhirnya lanjutkan niatnya yang sempat tertunda, mendorong pintu masuk stadion indoor yang ada di depannya dan melangkahkan dirinya untuk masuk kedalam dan dapati banyaknya orang yang sudah memenuhi deretan kursi di tribun sana lalu edarkan pandang ke segala arah, mencari entitas kedua temannya yang sudah sampai lebih dulu dan menunggui kedatangannya dan juga dalang dibalik membolosnya Mingyu hari itu. Hm

Mingyu melambai kecil, membalas seruan Seokmin yang kini berdiri di bagian ujung barisan ketiga bersama Myungho yang juga melambaikan tangannya. Berjalan menghampiri keduanya dan meringis kecil, merasa menyesal karena datang terlambat namun keduanya mengibaskan sebelah tangan serempak, merasa tidak masalah dengan itu dan mempersilahkan Mingyu untuk menempati bangku yang tersisa disana dan mulai mengikuti pertandingan yang hampir berjalan setengah permainan itu dengan selisih point yang tipis dari kedua tim.

Tepuk riuh para penonton dan juga para pendukung dari kedua tim masih terdengar, menyemangati tim kesayangan mereka masing-masing agar bisa mencetak lebih banyak lagi point sampai salah satu diantaranya berhasil meraih juara di pertandingan kali ini. Cukup alot, memang dan kelihatannya, dari kedua tim sama-sama memiliki skill dan juga performa dalam permainan mereka yang seimbang. Terlihat dari mana mereka mengolah benda bulat berwarna oranye itu dengan luwes dan gesit. Selayaknya seorang bermanik rubah dengan sebuah kain penanda di salah satu lengannya bertuliskan kapten. Mingyu cukup familiar dengannya, karena pemuda itu cukup populer di kelasnya dan menjadi topik utama yang hangat di kalangan teman-teman perempuannya yang selalu saja berisik dan heboh saat membicarakannya. Tentang beginilah, begitulah. Yada, yada, yada. Hhh, Mingyu saja pusing sendiri mendengarnya.

Okay—abaikan saja yang terakhir tadi.

Dan sebaiknya, kita kembali fokus pada pertandingan semakin berlangsung seru saat Golden Fox—tim basket sekolah Mingyu—kembali mencetak angka setelah sang kapten lagi-lagi berhasil lakukan slam dunk tanpa kesulitan yang berarti dengan sepasang kaki panjangnya yang kini langsung kembali berlari gesit sembari mengolah bola, bersiap membidik sasarannya dan melempar bidikannya yang sayangnya di halangi dengan tak kalah gesitnya oleh tim lawannya yang langsung mengambil alih permainan. Berlari lebih gesit dan bersiap mencetak point membuat sang kapten mengerang samar. Coba berikan interuksi lain pada timnya untuk menggunakan plan mereka yang lainnya. Mengangguk patuh dan berbagi tugas untuk halangi sang lawan untuk meraih point atau pun membantu Wonwoo untuk kembali bisa mengambil alih permainan seperti sebelumnya sebelum waktu permainan pertama usai dan hanya tersisa beberapa menit saja. Mereka benar-benar berada dibawah tekanan sekarang.

Jun dan Jisoo yang juga merupakan tim dari Wonwoo saling bertukar tatap, bersiap untuk mengecoh tim lawan yang masih saja bersikeras mempertahankan posisinya sekarang. Berlari menghindari pergerakan kedua saudara kembar tak identik yang sedari tadi mengepungnya. Mencoba menyikut dengan gerakan tak menyakitkan dan hanya mencoba melepaskan kendali sang lawan atas bola oranye yang masih berada ditangannya. Dan seolah tidak kehabisan akal, keduanya mengerahkan semua tenaga yang mereka punya untuk mengatasinya dan untung berhasil dengan Jisoo yang kini mengopernya pada Jeongguk yang sudah bersiap diujung sana sekali pun terhalangi oleh dua pemain dari tim lawan yang posturnya lebih besar ketimbang dirinya sekali pun pemuda itu pun memiliki otot yang tak kalah besar dari mereka karena latihan intens yang dilakukannya guna membentuk otot yang maksimal dan berlari kearah Wonwoo yang juga bersiap. Saling oper mengoper hingga Wonwoo bersiap lakukan bidikan. Mengambil ancang-ancang untuk melompat dan lemparkan bidikan tersebut kearah ring. Namun, alih-alih sang bola oranye terlempar masuk. Yang ada hanya suara bedebum keras yang terdengar dan bersamaan dengan meluruhnya tubuh sang kapten tersungkur di dekat tiang ring dan menyentak semua orang yang ada disana. Mingyu membekap mulut dengan sebelah tangan kala melihat pemuda bermanik rubah itu meringkuk kesakitan di tengah lapangan sana sembari meremas bagian perut bagian atas kanannya seolah disitulah letak sumber sakit yang dideritanya membuat pertandingan terpaksa dihentikan untuk beberapa waktu diiringi suara kasak kusuk dari berbagai sisi. Ada yang merasa simpatik, dan ada pula yang mencerca dan menuduh kalau sang kapten sekolah Hybe tengah cari perhatian dan berpura-pura anfal seperti tadi. Sialan, apa-apaan itu. Benar-benar diluar nalar, Bathin Mingyu kesal. Mendeliki siapa saja yang sibuk melontarkan kata-kata kasar untuk sang pemain andalan sekolahnya. Padahal, tidak kenal. Tapi, tetap saja dengan santai mencemooh. Sok menjadi makhluk Tuhan yang paling benar. Tcih!

Mingyu masih sibuk bersungut-sungut hingga para petugas kesehatan akhirnya memindahkan sang kapten keatas tandu yang kini digiring oleh mereka menjauh dari area pertandingan dan sepertinya untuk mendapati penanganan lebih lanjut. Ah, entahlah, Mingyu tidak begitu paham.

"Sepertinya, rumor yang selama ini beredar itu benar, kalau kak Wonwoo memiliki riwayat penyakit yang serius."celetuk Seokmin tiba-tiba membuat Mingyu serta Myungho menoleh kearahnya serempak dan menatap pemuda berhidung luar biasa bangir itu lamat. Seokmin menghela napas pelan,"ya, aku mendengar beberapa kabar burung belakangan ini di grup musik yang entah mengapa sebagian dari anak perempuan disana mengkhawatirkan kondisi pemuda itu untuk pertandingan kali ini dan kalian tahu, kan kalau pertandingan yang sebelumnya kak Wonwoo absen dan digantikan oleh kak Seokwoo? Ya, sepertinya, itu juga ada kaitannya dengan ini. Tentang kondisi kesehatannya yang mungkin saja kali ini sedang memburuk dan jika itu benar, maka sudah seharusnya ia rehat dari segala pertandingan untuk memfokuskan dirinya pada pengobatan yang mungkin tengah ia jalani selama ini. Iya, kan?"

"Ya, mungkin saja begitu."timpal Myungho, menyetujui. Sedangkan Mingyu sendiri memilih untuk tidak berikan tanggapan apapun, sekali pun ia juga tidak menampik kalau dirinya ikut menyimpulkan hal serupa. Hhh, mungkin lebih baik mereka memanjatkan doa pada sang pemilik hidup agar kakak tingkatnya itu bisa segera pulih dari penyakit apapun yang kini bersarang ditubuhnya dan bisa kembali menjalani aktivitas hariannya seperti biasa.

"Lebih baik, kita doakan kesembuhan untuknya agar dia bisa lekas pulih dan bisa kembali menjalankan rutinitas hariannya seperti biasanya."dan Mingyu benar-benar menyarankan apa yang kini ada dalam benaknya dan kedua sohibnya itu pun menyetujui hal tersebut. Selipkan doa pada sang pemilik hidup untuk sang kapten yang kini mungkin dalam perjalanan menuju rumah sakit untuk mendapatkan serangkaian perawatan yang intensif disana. Ya, semoga saja Tuhan bisa berkenan mengabulkannya...[]

Sebong Cake^ (SEVENTEEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang