Varian Lima

273 17 8
                                    

----

Dia (Meanie)

Oneshoot

.

.


.



Wonwoo berdecak. Ia benar-benar tidak menyukai kegiatan satu ini. Ya, menemani sang mama berbelanja kebutuhan bulanan di rumah dan di jadikan budak dalam sehari oleh wanita yang paling di cintai dan ia hormati di dunia itu. Benar-benar sangat memanfaatkan keadaan yang ada. Wonwoo mendengus kecil untuk kesekian kalinya sembari terus mengekori langkah sang mama yang tampak begitu bersemangat mengitari kawasan perbelanjaan tersebut, sampai akhirnya pusat perhatiannya teralihkan pada sosok yang tampak familiar di matanya, namun ia tidak yakin kalau sosok itu adalah salah satu kenalannya. Dengan berbekal rasa penasaran, akhirnya Wonwoo memutuskan untuk menghampiri. Namun, tidak langsung memberikan sapaan. Ia hanya mengamati sosok itu dari kejauhan dan tampak kepayahan kala menjangkau salah satu benda di rak atas. Alis tebal Wonwoo mengerut, merasa janggal. Ia masih yakin dengan daya penglihatannya yang kini terbingkai oleh lensa kacamata yang selalu membantunya melihat dengan lebih jelas. Namun, sekarang ia malah meragukannya. Bayangkan saja, bagaimana mungkin seorang lelaki dewasa, yang ia terka hanya berjarak satu tahun di bawahnya tampak menopang bagian bawah perutnya yang membulat sempurna di balik coat kebesaran yang ia kenakan. Bagian itu mencuat malu-malu dan tertangkap indera penglihatan Wonwoo yang kini mematung di tempat. Bola matanya melebar, menatap tidak percaya. Sungguhkah yang ia lihat itu benar-benar nyata?

Ia tenggelam pada pikirannya sendiri hingga suara pekikan yang berasal dari sang mama menyentaknya. Maniknya kembali kala mendapati sosok yang sedari tadi di lihatnya kini meringis kesakitan di lantai sembari memegangi bagian perutnya, dan terdapat cairan merah pekat menggenang di dekatnya. Semua orang yang ada disana panik. Sang mama bahkan sudah menghampirinya dan berseru panik, meminta siapa pun untuk segera memanggil pihak rumah sakit agar segera membantunya. Sosok itu dalam keadaan gawat sekarang.

Tak lama para petugas medis berdatangan dan membelah kerumunan yang sebelumnya memenuhi ruangan, memberi ruang yang lebih luas agar bisa menyelematkan sosok itu dengan segera. Mereka langsung menggotongnya dan menaruhnya di atas tandu sebelum akhirnya di pindahkan ke dalam blankar dan di giring masuk ke dalam ambulan. Siap untuk menjalani perawatan yang intens di rumah sakit. Sang mama memohon agar ia bisa menyusul sosok itu karena rasa panik dan simpati yang di milikinya. Menarik tangan Wonwoo yang sedari tadi hanya terdiam. Isi otaknya mendadak kosong dan nyawanya terasa hilang separuh. Untungnya, ia dan sang mama bisa sampai di tempat tujuan dengan selamat. Setelah bertanya ini dan itu di bagian informasi, mereka langsung bergegas ke lantai 5, dimana sosok itu tengah menjalani serangkaian perawatan. Kondisinya akan terus di pantau sampai memungkinkan untuk di pindahkan ke ruang perawatan biasa, karena ia sempat mengalami pendarahan cukup serius, yang untungnya tidak membahayakan kondisi janin yang tengah di kandungnya, yang lagi-lagi membuat Wonwoo tercenung. Entah, berapa banyak lagi kejutan yang akan di terimanya hari ini. Hhh...

"Kamu jaga dia disini, ya. Mama mau pulang dulu buat ambil beberapa barang. Sekalian coba kamu tanya petugasnya soal identitas dan mungkin nomor walinya yang bisa di hubungi."Wonwoo hanya bisa mengangguk mengiyakan dan membiarkan sang mama berlalu pergi untuk pulang. Ada beberapa barang yang harus ia ambil, dan kemungkinan itu hanya baju ganti dan beberapa makanan instan yang nantinya mereka santap sembari menunggu wali dari sosok itu datang. Dan benar saja, tak lama setelah kepergian sang mama, sosok yang ia terka adalah wali dari sang pasien datang dengan langkah tergopong. Wajahnya panik dan berniat mendobrak kasar pintu ruang instalasi darurat tersebut, namun dengan cepat Wonwoo menahannya dan memintanya untuk duduk di kursi tunggu dan menenangkan diri, yang untungnya langsung di turuti. Beberapa kali menghela nafas berat lalu mengacak surai hitam pendeknya kasar sebelum akhirnya melempar pandangan yang sulit diartikan pada Wonwoo yang juga memandangnya. Ia berdeham sejenak sebelum akhirnya melemparkan pertanyaan yang menurutnya sangat basi.

Sebong Cake^ (SEVENTEEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang