Varian Dua Puluh Lima (03)

35 7 34
                                    

---

.

.

.











Captain Jeon chap. 03
(Meanie couple and Others)

















.

.

.

















Wonwoo mendecak samar sebelum akhirnya menendang kasar selimut tebalnya hingga teronggok di lantai lalu bergegas beranjak turun dari ranjangnya. Berjalan kearah pintu dan langkahkan kakinya keluar, berjalan menuju lantai satu dimana sosok yang dimaksud Jeongguk tengah terduduk dengan posisi luar biasa tegap dan menjawab dengan kikuk segala perjalanan yang terlontar santai dari belah ranum mamanya.

"Ma,"panggilnya pelan membuat wanita berparas cantik yang tengah menyesap isi cangkir tehnya itu menoleh sembari mengulas senyum manisnya,"nah, ini dia yang sedari tadi di tunggu. Kasihan, nyaris jadi lumut dia karena terlalu lama nunggu kamu."seloroh mama Seulgi dengan nada kalemnya yang membuat kedua remaja tanggung itu tersedak saliva mereka sendiri. Wonwoo meringis sembari menatap kearah Mingyu yang kini tersenyum rikuh di tempatnya.

"Yasudah, berhubung kamu sudah disini mama mau pamit ke kamar dulu, ya. Nu, baik-baik loh sama dia. Anak manis engga boleh digalakin, apalagi dibikin nangis. Okay, anak gantengnya mama?"dan Wonwoo hanya mengangguk kecil tanpa tanggapi lebih lanjut selorohan sang mama yang semakin melenceng kemana-mana itu dan membiarkan wanita cantik kesayangannya itu berlalu pergi menuju lantai dua, dimana kamarnya berada dan menyisakan keduanya yang kini saling melempar senyuman canggung.

"Ehm, maaf kalau salah. Tapi, kamu Mingyu, kan, adiknya Jihoon?"tanya yang lebih tua lebih dulu, hanya sekadar memastikan sekali pun pada kenyataannya ia sudah lebih dari sekadar kenal dengan pemuda manis dengan mole kecil yang ada di salah satu pipinya itu dan ditanggapi anggukan kecil dari Mingyu,"iya, kak. Aku adiknya Jihoon, Kim Mingyu."lagi, keduanya saling melempar senyuman.

"Jadi, ada keperluan apa kamu kesini? Pasti ada hal penting yang ingin di tanyakan, kan?"dan lagi, yang paling muda mengangguk,"ini soal yang semalam, kak. Tentang keputusan kakak mengundurkan diri dari tim basket juga melepas jabatan kakak sebagai kapten. Ehm, maaf kalau misalnya ini terlalu bersifat pribadi. Tapi, kami semua cuma ingin tahu alasan dibaliknya. Engga terlalu terperinci juga tidak apa. Asal kita tahu, apa penyebabnya yang mungkin bisa kita pahami setelahnya..."

"...dan kalau kakak merasa keberatan dan tidak nyaman untuk menjabarkannya, engga apa kok, kak. Kami mencoba untuk memahaminya. Kami-ehm, aduh gimana ya menjelaskannya-hanya khawatir soal kondisi kakak yang mungkin sedang tidak baik-baik saja. Dan aku harap kakak tidak merasa tersinggung atau semacamnya, karena baik aku atau pun teman-teman yang lain tidak ada bermaksud demikian..."imbuhnya, menjelaskan secara rinci tujuannya datang ke rumah itu. Wonwoo tidak lantas berikan tanggapan dan hanya pandangi paras manis Mingyu dalam diamnya lamat-lamat yang tentunya membuat yang lebih muda semakin kikuk ditempatnya, sebagian takut kalau kata-katanya ada yang sempat menyinggung perasaan kakak tingkatnya itu dan setelahnya ada jeda yang cukup panjang dan membuat keheningan menyelimuti keduanya membuat ketiga sosok lain yang sedari tadi sibuk menguping dibalik tembok undakan tangga menggerutu, merutuki Wonwoo yang sangat payah dalam mencairkan suasana dan membuat si gebetan ehem manisnya menjadi luar biasa tegang seperti itu.

"Payah sekali calon iparmu itu, Ji."sungut Soonyoung kesal, begitu bersemangat mencemooh sikap pengecut sang sohib yang kini malah sibuk dengan kegiatan barunya, pandangi sang pujaan hati tanpa berkedip. Jihoon yang mendengarnya hanya mengerling malas, sudah terlalu biasa dengan situasi semacam ini yang pada akhirnya akan membuat perang dunia kesekian kembali pecah diantara kedua orang idiot itu. Ya, siapa lagi kalau bukan Soonyoung dan Wonwoo. Ckckck.

Sebong Cake^ (SEVENTEEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang