PODCAST #20

800 189 12
                                    

Enjoy this part with Bian😍
(Double post)

Bian melempar diri di sofa ruang tamu, seragamnya belum juga dibuka padahal dia sudah sampai rumah setengah jam yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bian melempar diri di sofa ruang tamu, seragamnya belum juga dibuka padahal dia sudah sampai rumah setengah jam yang lalu. Kepalanya benar-benar sedang dipenuhi dengan nama Mentari.

"Shit!" Kesal Bian menjenggut rambutnya sendiri. Dia jadi merasa sangat bersalah pada Nada karena ucapannya mungkin sudah menyinggung gadis itu.

Sudah dua kali dia mencoba menghubungi Nada, namun gadis itu dengan sengaja menggantungkan telfonnya.

"Kakak!"

Suara Kara membuat Bian merubah ekspresinya, dia tersenyum kearah adiknya yang datang berlari.

"Jangan lari-lari dong Kara. Nanti kamu jatuh." Ucap Bian, "sini duduk."

"Kak, mau es krim dong?" Pinta Kara merangkul lengan Bian.

Bian terkekeh, "iya nanti kak Bian beliin ya. Kamu makan dulu tapi sama bibi."

Kara berteriak senang, "ohiya Kak, ayah kok gak pernah pulang ya? Kara kangen."

Bian berusaha untuk mempertahankan ekspresinya, dengan senyum kecil Bian mengelus rambut Kara. "Kara tau ayah kerja kan?"

Kara mengangguk.

"Mungkin ayah lagi sibuk. Nanti kalau ayah pulang, Kak Bian kasih tau Kara ya." Jelas Bian.

Kara mengangguk kecil dengan senyuman, "okedeh. Kara makan dulu ya."

"Hem." Bian langsung merubah ekspresinya. Dia segera menelfon ayahnya.

⛅️⛅️⛅️

Plakk!!

Bian ditampar didepan umum hanya karena menghampiri ayahnya ditempat yang tidak seharusnya.

Bian tersenyum miring, pipinya pasti merah karena kalau tidak, tidak mungkin seperih ini. Bian sampai mengerang beberapa kali menahan sakit. Tidak hanya itu, Bian menahan malu karena semua pelanggan di tempat ini rupanya menatap kasihan padanya.

"Pulang kamu Bian!" Teriak ayah. Dia menyeret tangan Bian untuk keluar dari Caffee Barnas. Diikuti oleh seorang wanita yang nampak masih terkejut.

"Ayah keterlaluan!" Gumam Bian. Dia melirik wanita yang berdiri disamping ayahnya. "Jadi ayah gak pulang cuma gara-gara wanita ini!"

Plakk!

Sekali lagi wajah Bian ditampar oleh ayahnya.

"Tutup mulut kamu Bian! Pulang!" Tegas ayah menyeret tangan Bian untuk masuk kedalam mobil.

"Bian bisa pulang sendiri." Sebelum benar-benar masuk kedalam mobil, Bian berhasil menghempas cekalan ayahnya dengan kasar.

"Terserah!" ayah dan wanita itu langsung masuk kedalam mobil. Meninggalkan Bian yang mengepalkan tangan dengan emosi yang memuncak.

Podcast Bian [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang