PODCAST #21

798 189 3
                                    

This part with Ardan
Happy Reading.

Nada sudah keluar dari ruang ekskul, dia mengikuti ekskul seni musik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nada sudah keluar dari ruang ekskul, dia mengikuti ekskul seni musik. Dia suka bermain piano, dan itu memang hobbynya. Setelah beberapa anggota tadi memperebutkan dirinya untuk bergabung dalam sebuah band, akhirnya Nada memutuskan untuk memilih salah satunya. Bukannya sombong, tapi Nada memang jago sekali bermain piano. Dan kebetulan perkumpulan orang yang hobby musik itu tidak ada yang bisa bermain piano sebagus dirinya.

"Besok kita mulai latihan ya Nad." Info Debaran.

Nada terkejut, "besok minggu? Yakin." Masalahnya, seniat apapun dia mengikuti ekskul seni musik, tapi tidak akan rela jika mengorbankan hari minggunya.

Debaran mengangguk, "kamu gak bisa?"

Nada nampak berfikir, "nanti gue kabarin deh. Minta nomer lo." Gadis itu memberikan ponselnya agar Debaran mencatat nomor telpon cowok itu.

Debaran menurut, lalu setelahnya memberikan benda itu pada si pemilik. "Kamu gak lagi modus kan minta-minta nomer telpon?" Kernyit Debaran. Sejak pertama kali berkenalan, Debaran langsung tau kalau Nada termasuk gadis blak-blakan.

Nada tertawa kecil, "gue modusin elo?" Tunjuknya pada diri sendiri. "Sorry, gue udah punya calon buat dimodusin." Sambungnya enteng.

Debaran tertawa, dia menaikkan alis tinggi. "Yang kamu maksud dia?" Cowok itu menunjuk kebelakang punggung Nada.

Nada mengernyit, dia menoleh kebelakang. Terkejut, hampir saja Nada terjungkal kedepan. Untung kakinya dengan sigap menormalkan. Sialan Debaran!

"Aku duluan ya Nad." Pamit Debaran cekikikan.

Nada mundur dua langkah, berdehem pelan dengan kecanggungan yang melanda. Matanya berkeliling kesana kemari, enggan menatap si pemilik mata hitam pekat itu.

"Mentari, bisa kita bicara sebentar?" Tanya cowok yang berdiri persis didepan Nada, siapa lagi yang memanggilnya begitu kalau bukan Bian.

Nada mengangguk, meski baru saja dia merutuki diri. Padahal dia masih dalam mode marah pada Bian. Tapi entah kenapa Nada tidak ingin berlama-lama menghindari cowok itu karena jujur saja rencananya masuk ekskul hari ini memang untuk mencari Bian dan memastikan cowok itu baik-baik saja.

Ini semua gara-gara podcast Bian semalam.

"Maaf Ya Ri, saya beneran gak maksud soal kemarin." Kata Bian menunduk sebentar lalu menatap tulus meminta maaf pada Nada. "Saya cuma gak mau kamu dapat masalah kalau ngeladenin mereka. Saya gak mau kamu kenapa-kenapa." Sambungnya.

Nada menautkan kedua tangannya, menggaruk kepala akhirnya dia mengangguk. "Maaf juga, kayaknya kemarin gue agak sensitif." Ujarnya.

Bian tersenyum kecil, tangannya terulur. "Jadi, kita baikan ya?"

Podcast Bian [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang