Happy Reading❤️❤️
Jangan lupa selalu dukung cerita ini⛅️⛅️⛅️
Nada janji bertemu teman-temannya di halaman sekolah, memang touring ini dibuka untuk siapa saja yang ikut. Meski bukan dari pihak sekolah yang mengadakan, tapi tetap saja mereka meminta izin pada anak OSIS untuk meminjam halaman sekolah untuk dijadikan sebagai tempat berkumpul.
Untungnya beberapa yang ikut serta adalah anak OSIS juga sehingga perizinannya sangat mudah.
"Nad sini." Tania melambaikan tangan saat Nada memasuki halaman sekolah bersama Langit. "Gila lo cakep bener, niat mau ngedate atau mau touring?" Ledek Tania. Matanya melirik pakaian Nada yang mengenakan jaket kulit berwarna coklat dan celana jins hitam serta sepatu both yang senada warnanya dengan jaket. Wajah temannya itu dipoles bedak dan lispstik tipis, meski begitu Nada tampak merias wajah dan memperhatikan penampilan.
Nada cekikikan, "dua duanya sih kalau bisa. Ohiya, Lo udah denger podcastnya Bian belum?" Bisiknya.
"Udah dong. Sekarang gue pendengar setianya. Podcast itu jadi lebih seru pas ada lo. Rame aja gitu jadinya. Eh, kepo dong. Awan itu siapa sih?" Tanya Tania antusias, setelah semalam dia mendengarkan podcast itu, ia jadi penasaran dengan suara cowok yang jawabannya bisa dihitung jari.
Nada tersenyum penuh arti, ujung matanya melirik Ardan yang baru datang bersama Bian, Hamdan dan Danu.
"Adalah pokoknya." Jawab Nada cengengesan. "Sinta mana?"
Tania mendengus karena tidak diberi jawaban, "ke toilet. Ohiya, lo gakpapa Nad? Gue denger anak-anak IPS banyak yang ngusilin lo ya gara-gara mereka nganggep lo pacaran sama Fajar?"
"Santai, biarin aja mereka mau ngomongin gue apa. Gue gak peduli sih." Nada mengangkat bahu.
"Gue takut lo dikerjain doang Nad. Cewek-cewek centil itu sadis soalnya kalau udah ngerjain anak baru. Apalagi anak barunya elo, yang berhasil deket sama Fajar, dia kan masuk list cowok most wanted di sekolah." Jelas Tania bergidik ngeri.
Nada menyeringai, "gue gak takut sama sekali." Matanya kemudian menemukan Keira. "Kak Keira!" Panggil Nada melambaikan tangan.
"Siapa Nad?" Tanya Tania.
"Kakaknya Ardan." Jawab Nada.
⛅️⛅️⛅️
Nada memijit pelipisnya, yang lain sudah berangkat duluan. Sedangkan dirinya, Bian, Ardan, Langit, Keira dan Bintang masih menetap di halaman sekolah tanpa mau ada yang beranjak. Gara-gara perdebatan soal siapa yang bonceng dan dibonceng, waktu 15 menit terbuang sia-sia.
Oh, mereka bukan berdebat seperti itu, hanya tidak ada yang mau naik saja ke kursi penumpang. Padahal Langit, Ardan dan Bian sudah siap diatas motor masing-masing.
"Hello, ini gak ada yang mau gerak?" Tanya Nada. Padahal dia sendiri masih berdiri mematung. Meski Nada ingin langsung naik di kursi motor Bian, tapi Nada masih memikirkan Bintang. Takut gadis itu tersinggung karena Nada terlalu lancang memilih pasangan. Padahal Bian dan Bintang belum lama putus.
Tapi Nada juga tidak mau Bian satu motor dengan Bintang. Kalau mereka balikan gimana? Kalau mereka CLBK gimana? Nada tidak terima. Iya, rasa ini pasti lebih kuat. Anggap saja Nada egois.
Sehingga Nada memutuskan untuk naik langsung ke motor Bian dengan terpaksa tidak peduli pada Bintang.
"Gue sama Bian." Tegasnya menepuk bahu Bian dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Podcast Bian [COMPLETE]
Teen FictionHallo, aku Bian. Balik lagi di Podcast , "Bandung tanpa kamu" Hari ini kisahku memilukan, untung Bandung tidak turun hujan. Kalau iya, pasti akan tampak lebih dramatis. Dan aku tidak suka hal yang terlalu berlebihan. Well, Aku dan Bintang putus. ...