PODCAST #6

1K 238 21
                                    

Kenalan sama Si Sapi Yuk!

Hari ini sabtu, Bian bersiap-siap pergi untuk rutinitas malam minggunya seperti biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini sabtu, Bian bersiap-siap pergi untuk rutinitas malam minggunya seperti biasa. Menghampiri Bintang dan mengajak gadis itu jalan-jalan. Minimal untuk mengisi perut sampai kenyang.

"Kara, kakak mau pergi sama Kak Bintang dulu ya. Kamu mau nitip apa?" Tanya Bian berjongkok untuk mensejajarkan tingginya dengan Kara.

Kara nampak berfikir, "martabak coklat, Kara suka martabak." Pintanya.

Bian mengangguk dengan senyum gemas, "siap grak. Kakak bawain dua box nanti." Elusnya pada kepala Kara.

"Horee!!" Kara berteriak lalu berlari kearah bibi yang menyuruh Kara untuk cepat makan.

Bian pamit pergi lalu menutup pintu rumahnya. Kunci sudah ditancapkan di motor vespanya. Kini dia melaju menerobos angin malam yang mulai dingin. Semoga tidak hujan, itu pintanya hari ini.

Bian memutuskan untuk mempercepat laju motornya karena tau Bintang tidak suka menunggu. Sial sekali, jalanan macet dengan mobil berjajar merayap di area gedung sate. Sesekali Bian mengetik pada ponselnya untuk memberitahukan bahwa dia akan sedikit terlambat.

"Apes!" Bian mendengus karena motornya mogok dijalan. Padahal dia sudah susah payah untuk menerobos jalanan padat merayap tadi. Rencana untuk membawa Bintang ke Angkringan Mas Jo akan gagal setelah ini. Jelas, ini sudah jam 8 malam dan Bian masih berada di jalan diponegoro.

Bian sudah terlambat setengah jam lebih, Bintang pasti sudah marah-marah. Saat Bian ingin menelfon Bintang untuk mengabari, kebetulan Bintang lebih dulu menelfonnya. Segera dia angkat.

"Hallo."

"Hallo Fajar."

"Maaf, aku terlam,-"

"Kita putus ya."

"Hah! Tunggu Bintang, Bintang!" Bian mendengar sambungannya terputus. Buru-buru cowok itu menekan tombol call pada nama Bintang.

Tidak bisa, jelas Bian tidak terima kalau diputuskan karena hal sepele seperti ini.

"Nomor yang anda tuju sedang,-"

Bian mematikan panggilannya, "sial!" Cowok itu memasukkan ponselnya disaku celana lalu mulai mendorong vespanya untuk dibawa ke bengkel terdekat.

Bian mengucap Hamdallah karena ada bengkel yang masih buka dan letaknya tidak jauh dari tempatnya tadi. "Mang, titip motor heula. Saya mau pergi dulu, nanti saya ambil lagi."

Podcast Bian [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang