PODCAST #8

1K 234 18
                                    

Waktunya memilih kapal untuk berlayar gais.. dudududu😜

Happy Reading❤️

Tim Bian ???

Tim Ardan ???

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tim Ardan ???

Nada berjalan dengan senyum melebar, mulutnya bersenandung kecil, beberapa siswa menyapanya dijalanan koridor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nada berjalan dengan senyum melebar, mulutnya bersenandung kecil, beberapa siswa menyapanya dijalanan koridor. Ada yang memanggil namanya, ada juga yang hanya melambaikan tangan dengan seulas senyum. Tapi Nada membalas semua sapaan itu, meski dia tidak tau mereka kenal Nada darimana padahal masih termasuk murid baru. Virus kebahagiaan ia tebar pagi-pagi.

Ini hari senin, dan Nada terlalu semangat memulai harinya. Meskipun kebanyakan siswa membenci hari senin karena ada acara ritual upacara menghadap bendera dibawah sinar matahari. Tapi itu tidak membuat Nada ikut mengeluh.

"Semangat. Semangat." Teriak Nada masuk kedalam kelasnya yang masih sepi.

Jangan tanya kenapa Nada bisa sebahagia ini, karena kalau Hilda satu sekolah dengannya, gadis itu pasti akan tau alasannya.

Tania bergidik ngeri mendapati Nada yang terlihat sedang kerasukan hantu bahagia, "lo kenapa Nad? Ceria amat."

Nada menaikkan bahu, masih memamerkan senyumnya.

"Eh iya, gue mau tanya ini lupa mulu. Lo adiknya Kak Langit ya?" Tanya Tania dengan mata berbinar.

Senyuman Nada langsung luntur, "bukan." Jawabnya singkat. Dia malas mengakui Langit.

Tania mengerutkan kening, lalu menggaruk pipinya. "Masa sih? Gue denger dari anak-anak lo adiknya kok. Gue fikir juga masuk akal, lo cakep, Kak Langit apalagi. Sempurna banget, tipe cowok yang susah dideketin gitu Nad." Antusias Tania nyengir kuda.

Nada membuka mulutnya lebar, lalu dia geleng-geleng kepala. Apa yang harus dibanggakan dari seorang Langit, selain wajah tampannya. "Hadehh." Gadis itu memilih mengambil topinya didalam ransel lalu keluar dari kelas.

Tania membuntuti, saat setelahnya Sinta datang dan buru-buru lari mengikuti langkah kedua temannya.

"Selamat pagi." Cengir Nada menyapa Sinta.

Podcast Bian [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang