PODCAST #33

583 154 3
                                    

Happy Reading❤️❤️
Jangan lupa tinggalkan jejak!
Sepertinya aku akan sering-sering double post 🥳🥳

⛅️⛅️⛅️

Satu jam sebelum pulang sekolah.

Ardan izin ke toilet karena perutnya tiba-tiba mulas. Kelegaan langsung dirasakan Ardan ketika selesai. Menekan tombol closet, suara air bergemuruh. Lalu samar-samar telinganya mendengar beberapa orang bicara diluar toilet.

Ardan hendak keluar, namun tangannya terhenti memutar kenop pintu. Malah telinganya kian menebal karena mendengar nama sahabatnya disebut-sebut.

"Anak dari jakarta itu ya, cakep sih. Siapa teh namanya?"

"Nada."

"Iya dia, ganjen bener sama laki-laki. Semua pada disapa. Mauan."

"Atuh kita coba dia aja gimana? Kayaknya kalau dibayar mahal mau tuh."

Ardan mengeraskan rahang, mengepalkan tangan. Dia menahan diri untuk tidak keluar sekarang, karena telinganya masih siap mendengarkan yang lain. Ditambah, mereka menyebut-nyebut nama Bian.

"Gampang itu mah. Sekarang, fokus dulu ngehancurin acaranya Fajar. Saya gak mau sampai satu sekolah tau kalau dia podcaster. Bisa semakin terkenal aja itu bocah. Dan semakin berkuasa."

"Betul. Saya sih setuju. Gimana kalau kita lanjutin aja saran kamu Cak. Manfaatin Mentari, bikin acaranya bubar sekalian." 

"Siap. Adu domba aja semuanya. Saya juga dengar kalau Nada itu sebenernya pacarnya Ardan. Gila ya? Banyak bener temen tidurnya."

BRAKKKK!!!

Ardan keluar dari salah satu toilet dengan tatapan super tajam dan membunuh. Diraihnya salah satu kerah lelaki yang berdiri paling dekat dengannya lalu digiring keluar.

Saat itu mata pelajaran sedang berlangsung dan beruntung toilet yang ini berada diujung lorong, sehingga keadaan sangat sepi.

Ardan langsung memukul lelaki itu tanpa aba-aba. Dengan senyum miring, dia kembali ingin menonjoknya namun Keira tiba-tiba datang entah dari mana.

"Stop!" Teriak gadis itu pada Ardan. Dia menghadang ditengah dengan tangan terlentang. "Kamu ngapain Ardan?"

"Minggir. Ini urusan cowok." Usir Ardan mendorong bahu Keira untuk minggat dari sana namun bodohnya gadis itu memaksa tinggal.

Keira menggelengkan kepala dengan tegas, matanya kemudian menyorot salah satu teman yang dia kenal. "Kamu ada masalah apa Cakra?" Tanyanya pada cowok yang sudah meringis kecil memegang pipinya.

"Tanya sama dia." Tunjuk Cakra pada Ardan dengan tatapan menyalang.

"Banyak bacot lo!" Ardan ingin melayangkan kembali tinjunya namun Keira lagi-lagi menghalangi dengan berdiri ditengah.

"Ardan berhenti! Aku gak mau kamu dapat masalah." Ucap Keira. "Cakra, dan kamu, lalu kamu." Tunjuk Keira kepada tiga lelaki disampingnya. "Pergi sebelum aku panggilin guru BK."

Ketiga orang itu langsung pergi sesuai perkataan Keira.

"Ck! Lo gak perlu ikut campur." Decak Ardan karena merasa gagal membalas mulut sialan ketiga lelaki tadi.

"Kenapa sih sebenernya?"

"Bilang sama mereka, gue tantangin nanti malem ketemu gue. Kalau perlu kasih nomor gue ke yang namanya Cakra."

Ardan langsung pergi meninggalkan Keira dengan kepalan tangan menahan emosi.

⛅️⛅️⛅️

Podcast Bian [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang