PODCAST #9

980 254 9
                                    

Full part about Bian ❤️

Bian berjalan dengan langkah santai, setelah bel berbunyi, dia ingin pergi ke koperasi untuk membeli sebotol air mineral dan sebungkus roti tawar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bian berjalan dengan langkah santai, setelah bel berbunyi, dia ingin pergi ke koperasi untuk membeli sebotol air mineral dan sebungkus roti tawar. Dia enggan ke kantin, malas bertemu Bintang. Jujur saja sejak tadi pagi dia memilih menghindari gadis itu. Menghindari semua tempat yang biasa dituju Bintang.

Bian terlalu hafal kebiasaan Bintang dan tempat yang dituju gadis itu saat berada di sekolah.

"Lima belas ribu." Kata Bu Ratna, si penjaga kasir setelah menghitung makanan yang diambil Bian.

Bian langsung membayar dengan uang pecahan dua puluh ribu lalu mendapat kembalian. Dia sempat menunduk untuk mengambil ponselnya didalam saku seragam, namun tidak sengaja bahunya bertabrakan dengan seseorang.

"Maaf." Kata Bian menoleh kesamping, dia menemukan seorang lelaki hanya mengerang kecil, menatapnya agak sinis. Nampaknya sedang buru-buru. "Sorry." Katanya lagi.

Semua seisi koperasi langsung menyorot kedua orang itu dengan jeritan tertahan karena mengira sebentar lagi ada pertunjukan perkelahian gratis antar sesama cogan.

Bian yang sudah tau isi kepala para gadis itu segera menyingkir dari ruangan pengap itu karena entah kenapa menjadi semakin ramai. Bian tidak suka mencari perhatian ditengah keramaian. Meski sekarang telinganya sedang dipenuhi celotehan gadis-gadis tadi yang bergantian keluar dari koperasi.

"Naha anjeun ningali aranjeunna tadi? Teu sangka aranjeunna bakal gelut."
Artinya : Lihat gak mereka tadi? Aku kira mereka akan berantem.

"Ganteng-ganteng resep pisan naroskeun gelut."
Artinya : Ganteng-ganteng suka sekali ngajak ribut.

"Apalagi si Ardan anak baru itu, kasep sih. Tapi serem, troubel maker katanya."

Bian menghela nafas pendek, kenapa teman-teman satu sekolahnya itu suka sekali bergosip. Matanya kembali melihat layar ponsel, tidak peduli lagi bising disekitanya, dia kembali membaca sekumpulan komentar dari para pendengarnya. Sesekali tertawa kecil karena rupanya mereka kaget soal jadwal tayang Bian yang tiba-tiba.

"Bian!"

Menoleh keasal suara, Bian menghentikan aktivitasnya membaca komentar. "Fajar, panggil saya itu kalau di sekolah." Katanya menegur Danu yang berjalan kearahnya sambil cengengesan.

Sekedar informasi kalau di sekolahnya memang hampir tidak ada yang tau bahwa Bian bekerja sebagai Podcaster. Kecuali Danu, Hamdan dan beberapa teman sekelas lainnya. Itupun bisa dihitung jari.

"Kamu putus sama si Bintang? Kunaon?"
Artinya : Kenapa. Tanya Danu menepuk pundak Bian.

Bian mendengus, dia tau akan mendapat pertanyaan seperti ini. "Udah gak cocok." Jawabnya cuek.

Podcast Bian [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang