" Bian & Bintang"
Nada menopang dagu di kursinya, sesekali menggigit bibir bawahnya karena gugup. Pagi-pagi dia sudah mendapatkan gangguan jantung karena harus bertemu Ardan, lagi. Ini seperti sebuah tantangan untuk move on. Nada bisa gila karenanya. Bagaimana dia akan menghadapi Ardan setiap hari. Tidak bisa, Nada harus pindah kursi.
Nada menepuk bahu Tania yang baru datang dan duduk didepannya, "Tan, gue boleh tuker tempat duduk sama lo gak?" Tanyanya.
Tania menoleh kebelakang sambil mengernyit, "gue kebelakang gitu? Duduk sama si Ardan?"
Nada mengangguk dengan senyum meminta.
Tania tertawa receh, "nggak deh, makasih." Katanya merubah eskpresi jadi datar.
Nada mendengus, "kalau Sinta mau gak ya?" Tanyanya lagi tidak mau menyerah.
Kali ini Tania tertawa meledek, "gak akan mau. Mau lo tanyain semua anak dikelas ini, gak akan ada yang mau duduk sama Ardan Nad."
"Kenapa?" Nada mengernyit bingung.
"Lo gak tau, di sekolah lamanya dulu dia itu trouble maker. Katanya malah dikeluarin dari sekolah. Hih! Serem kan." Jelas Tania bergidik ngeri. "Pasti tukang bikin onar."
Nada menelan ludahnya, dia juga dengar gosip itu dari teman-teman di sekolahnya. Hebat sekali gosipnya bisa sampai di sekolah ini.
"Eh, lo kan satu sekolah sama dia. Masa gak tau gosipnya sih?" Kali ini Tania menoleh sempurna kearah Nada yang langsung menggelengkan kepala.
"Gue gak kenal dia. Gak temenan juga jadi gak tau kabarnya." Jawab Nada berbohong.
Tania mangguk-mangguk, sepertinya percaya dengan ucapan Nada.
Nada sendiri di kursinya langsung menutupi wajah dengan kedua tangannya. Bagaimana ini? Mau tidak mau dia sendiri yang harus menghadapi Ardan kan? Sial sekali hidupnya.
Bel masuk berbunyi nyaring, Nada melihat Ardan masuk kedalam kelasnya dengan wajah datar tanpa terburu-buru untuk cepat duduk. Padahal guru berada tepat dibelakangnya. Dasar.
Nada berdeham pelan, lalu mengeluarkan bukunya tanpa memperdulikan Ardan yang duduk disebelahnya. Saat setelahnya dia dipanggil oleh Bintang yang meminta izin kepada guru untuk membawanya keluar.
"Ada apa?" Tanya Nada. "Lah lo ngapain?" Tunjuknya pada Langit yang berdiri disebelah Bintang dengan wajah datar.
Langit tidak menjawab, dia hanya lurus menatap tembok putih didepannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Podcast Bian [COMPLETE]
Teen FictionHallo, aku Bian. Balik lagi di Podcast , "Bandung tanpa kamu" Hari ini kisahku memilukan, untung Bandung tidak turun hujan. Kalau iya, pasti akan tampak lebih dramatis. Dan aku tidak suka hal yang terlalu berlebihan. Well, Aku dan Bintang putus. ...