PODCAST #1

2K 280 11
                                    

Hai, Selamat mengenal Nada ya.
Happy Reading❤️
Jangan lupa tinggalkan jejak!

Mentari Nada Azahra, gadis berambut lurus berwarna hitam pekat dengan kulit putih dan memiliki senyum cantik berjalan penuh semangat melewati koridor sekolahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mentari Nada Azahra, gadis berambut lurus berwarna hitam pekat dengan kulit putih dan memiliki senyum cantik berjalan penuh semangat melewati koridor sekolahnya. Senyumnya merekah sampai-sampai yang menyapa gadis itu tidak hanya satu atau dua orang saja. Nada termasuk murid ceria, tidak terlalu terkenal karena tidak suka cari sensasi. Tapi hampir seluruh sekolah mengenalnya sebagai gadis pembawa virus kebahagiaan. Hobbynya adalah mendengarkan podcast di ponselnya.

Nada duduk dibangkunya sambil mengeluarkan buku fisika, pelajaran pertamanya di hari jumat. Gara-gara berita dia akan pindah ke Bandung, semalam Nada jadi bersemangat mengerjakan PRnya.

"Wah, wah, ada berita apa lagi nih sama Aa' Bian? Sampe semangat gitu." Hilda baru datang dan langsung duduk didepan Nada dengan wajah tertoleh maksimal. Gadis itu hafal kebiasaan malam kamis sahabatnya. Mendengarkan Podcast Bian. Dan kalau sudah ceria begini, itu artinya Nada mendapat kisah menyenangkan semalam.

Dunia maya memang hebat, bisa sebegitunya Nada hanya dengan mendengar suara Bian. Padahal wajahpun tidak nampak. Jadi apa yang harus dibanggakan? Parahnya mereka tidak saling kenal atau menyapa. Mengerikan bukan, bisa jatuh cinta pada makhluk di dunia maya sampai tergil-gila.

Nada meringis, "biasa, kisahnya sama Bintang itu menginspirasi. Gue jadi pingin jalan-jalan naik,-"

"Vespa." Sela Hilda memutar bola mata, hafal sekali dia. "Nanti gue cariin temen gue yang punya Vespa ya, biar lo bisa diajak jalan. Itung-itung kenalan biar lo cepet dapet gebetan." Ocehnya dengan senyum meledek.

Nada berdecak ringan, namun akhirnya tersenyum penuh arti sambil mengaitkan kedua tangan didepan wajah seperti memanjat doa. "Doain ya, gue di Bandung ketemu Bian, real human." Harapnya.

Hilda membuka mata lebar, memajukan tubuhnya agar mendekat pada Nada. "Lo mau ke Bandung? Kapan? gue ikut dong. Mau numpang liburan."

Nada langsung menggelengkan kepala lalu melambaikan tangan diudara, "No no, jangan kangen gue ya. Gue bakal pindah." Senyumnya merekah.

"Apa!" Hilda berdiri kaget sambil menutup mulutnya dengan kedua tangan. Dia tidak terima dengan berita itu. Enak saja Nada akan pindah, bagaimana dengan nasibnya di sekolah. Hilda bersumpah tidak punya teman lain yang semenyenangkan Nada.

"Mau ikut pindah gak? Gih ngomong ke nyokap lo. Nenek lo kan ada di Bandung tuh, lo ikut mer,-"

"Enak aja lo." Potong Hilda. "Males gue di rumah Oma, dia galak nanti gue diocehin mulu suruh belajar. Idih!" Hilda merinding sendiri memikirkan itu.

Nada tertawa kecil, "yaudah, say goodbye to me."

Hilda mendengus, "duh, susah kan nyari temen lagi yang kayak elo."

Podcast Bian [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang