Happy Reading❤️
Ditemani mereka ya!" Nada "
" Bian "
Bian berlari masuk kedalam rumah, dia memeluk Kara karena rupanya gadis kecil itu menunggunya datang hanya untuk sepotong martabak manis.
"Maaf ya Kara, Kak Bian telat." Maaf Bian mengelus rambut adiknya dengan wajah menyesal. Ini sudah jam 10 malam dan Kara masih terbangun.
Kara menggelengkan kepala, ditemani bibi gadis kecil itu menyantap enak martabaknya. "Kara kan besok libur. Jadi gakpapa." Ringisnya dengan pipi menggembung.
Bian tertawa kecil, dia mengusap pipi Kara yang berantakan. "Kak Bian keatas dulu ya, mau siaran."
Kara mendongak, "ini hari sabtu Kak. Biasanya senin kamis." Oceh Kara hafal jadwal siaran Bian.
Bian nampak berfikir, "kak Bian lagi banyak ide. Hehe. Dah Kara, habis ini gosok gigi terus tidur ya."
Kara mengangguk sambil mengangkat jempol tinggi, "siap."
Bian langsung melempar ponselnya dan menukar dengan ponsel satunya, dia hanya mencuci muka berikut kaki dan tangan. Lalu berhambur keluar kamar dan masuk ke studio siaran. Menyiapkan sound system untuknya memulai siaran sangatlah mudah. Dia tidak perlu memanggil Danu untuk ini.
Bian menarik nafas panjang, ada senyum kecut yang tercetak diwajahnya. Kertas dan pensil di meja tidak membuatnya ingin menulis, semua yang akan ia siarkan malam ini adalah bentuk tulisan langsung dari kepalanya.
"Ergm! A-A-A.. tess!" Bian melakukan peregangan singkat saat kemudian memulai siaran Podcast-nya di episode ke-100.
☁️☁️☁️
Nada menguap, ini minggu pagi. Tirai kamarnya sudah dibuka lebar entah oleh siapa. Mungkin oleh Bunda. Sinar matahari pagi menyengat masuk menembus kulit Nada, gadis itu segera bangun dan keluar ke balkon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Podcast Bian [COMPLETE]
Teen FictionHallo, aku Bian. Balik lagi di Podcast , "Bandung tanpa kamu" Hari ini kisahku memilukan, untung Bandung tidak turun hujan. Kalau iya, pasti akan tampak lebih dramatis. Dan aku tidak suka hal yang terlalu berlebihan. Well, Aku dan Bintang putus. ...