PODCAST #22

735 187 3
                                    

Happy Reading Guys!
Jangan lupa selalu kasih dukungan di cerita saya.. 😇

⛅️⛅️⛅️

Nada mengikuti langkah Ardan sampai keatap, ternyata rumah Ardan memiliki rooftop yang luas. Gadis itu duduk disalah satu kursi disana, lalu menopang dagu menikmati pemandangan sekeliling. Udara sore yang sejuk langsung menyambutnya.

"Wah, enak juga ya rumah lo." Puji Nada.

Ardan cuma mengangguk sekali sambil memainkan ponselnya.

Nada mendengus, selalu saja dia merasa diacuhkan oleh cowok ini. "Ohiya Dan, waktu lo ngechat gue minta absenin, kelas seni udah bubar. Jadi lo kehitung bolos, sorry ya."

Ardan memang tergabung kedalam ekstrakulikuler seni musik, seperti Nada.

"Santai." Ardan tetap tidak mau menatap Nada, masih saja sibuk dengan ponselnya.

Nada berdecak, benar-benar tidak sopan. "Lo tuh punya hobi nyuekin orang ya?" keluhnya.

Ardan menghela nafas panjang, "kenapa?" tanyanya menatap lurus kearah Nada yang sudah nyengir kuda.

"Tadi kenapa lo bolos ekskul? padahal seru loh tadi latihannya."

"Males." Jawab Ardan, lagi-lagi kembali sibuk memainkan ponsel.

"Ohh." Nada mengerucutkan bibirnya, sama sekali tidak seru bicara dengan Ardan. Nada jadi kepikiran dengan kisah cintanya dulu, mimpi apa dia bisa suka dengan sosok dingin seperti Ardan.

"Anjing!" Umpat Ardan tiba-tiba berdiri dari kursinya.

Nada tersentak karena kaget, "kenapa? ada apa?"

Ardan melirik Nada dengan kerutan didahi, antara ingin mengajak gadis itu atau tidak. "Lo bisa berantem?" tanya Ardan.

"Lumayan." Jawab Nada. "Kenapa sih?"

"Ikut gue."

⛅️⛅️⛅️

Nada menutup mulutnya yang menganga sejak kedatangannya di tempat yang tidak jauh letaknya dari rumah Ardan. Didepan matanya, Ardan sudah bergabung ditengah arena untuk membantu Bian yang sudah dua kali terjatuh ditanah akibat pukulan kayu beberapa lelaki yang mengeroyoknya. Ada Danu dan Hamdan juga disana, entah mereka ada masalah apa. Yang jelas ini lebih serius dari pada tawuran.

"Nad, lo bantuin cowok itu, bawa Kara pergi dari sini." Tunjuk Ardan pada Danu, dia setengah berteriak pada Nada dengan sesekali menoleh pada gadis itu untuk menuruti perintahnya. Sedangkan Ardan sendiri sibuk melawan musuh.

"Hah! ada Kara? dimana!" Nada kelimpungan, dia bingung kenapa gadis kecil itu bisa terjebak didalam arena ini. Dan dimana Danu tadi, padahal matanya tadi melihat kearah lelaki itu tapi dengan cepatnya hilang karena suasana semakin ricuh.

"Belakang kamu Ri awas!" Teriak Bian langsung berlari ingin menghadang seseorang yang ingin memukul Nada dari belakang.

Sebelum Bian sampai, Nada sudah sigap menoleh dan merentangkan kakinya untuk menendang siapa saja yang melawannya.

Nada nyengir kuda ketika berhasil menjatuhkan salah satu lelaki yang ingin memukulnya, "adek lo dimana?" kini fokusnya hanya mencari Kara, wajah Nada berubah serius.

"Kamu yakin?" Tanya Bian, lelaki itu tidak mau ambil resiko kalau Nada ikut terluka karena aksi ini.

Nada memicingkan mata, menyorot siapa saja yang ada diarena. Mendapati Danu sedang terjatuh karena melawan dua orang dan ada Kara menangis disana, Nada segera meringis kecil, "gue malah gak yakin sama temen lo. Udah lo fokus aja, gue bakal lindungin Kara."

Podcast Bian [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang