Hai...
ditemani Langit dan Keira ya.Happy Reading❤️
Nada menjewer telinganya sendiri dengan kedua tangan, kepalanya mendongak menatap tiang bendera. Bersama Langit, dia mendapat hukuman karena terlambat.
Mata Nada menyipit, sesekali melirik kearah Langit yang tidak berdosa.
"Ck. Kalau gak gara-gara perut lo, kita gak akan dihukum begini." Dengus Nada dengan suara hampir berbisik. "Kalau tau sakit perut gak usah maksa masuk dong." Keluhnya.
Langit sedikit menunduk, "bawel."
"Ish! Eh, Keira tuh." Bisik Nada, matanya melihat kedatangan Pak Yoga membawa Keira yang meringis kecil seperti menyapa Nada dan Langit.
"Kamu, samakan gaya dengan mereka. Satu jam dari sekarang." Ucap Pak Yoga meninggalkan lapangan.
Keira berdiri disebelah Langit.
"Kak, kenapa telat?" Tanya Nada.
"Nganter mama dulu ke kantor." Jawab Keira.
"Kakak bawa mobil?" Tanya Nada lagi.
Keira mengangguk, "terpaksa sih. Hehe."
Nada tersenyum penuh arti, matanya menatap Langit yang nampaknya masih sibuk menatap tiang bendera. "Kebetulan banget kita tadi dianter kak, Langit sakit perut. Nanti pulang boleh nebeng gak kak? Kan rumah kita satu komplek?" Cerocos Nada.
Langit langsung melirik adiknya dengan desisan kecil.
Nada mengerlingkan satu matanya.
"Kamu sakit Lang?" Tanya Keira, wajahnya tiba-tiba menunjukkan ekspresi khawatir pada Langit.
Nada menahan senyum, tuhkan benar apa yang dia tebak. Keira tertarik pada Langit, Langitpun sepertinya tidak jauh berbeda.
"Nggak begitu." Jawab Langit santai.
"Bohong tuh kak. Padahal tadi pagi dia boker-boker tuh. Haha." Ledek Nada, sebelum akhirnya mendapatkan lototan mata dari Langit. Sepertinya kakaknya sedang menahan malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Podcast Bian [COMPLETE]
Teen FictionHallo, aku Bian. Balik lagi di Podcast , "Bandung tanpa kamu" Hari ini kisahku memilukan, untung Bandung tidak turun hujan. Kalau iya, pasti akan tampak lebih dramatis. Dan aku tidak suka hal yang terlalu berlebihan. Well, Aku dan Bintang putus. ...