Perbatasan Tekad dan Ragu

138 54 31
                                    

"Bersantai lah, sampai kau sadar, pantaskah seisi dunia kau jadikan teman. Di tengah peliknya persaingan yang lekat teramu,"

- Anesha Badra

______

Telah masuk seminggu Anesha begitu giat menyelusuri dunia kepenulisan. Dia mencari informasi secara mandiri, dengan ponselnya

Merelakan sejenak kebiasaan streaming oppa-oppa Korea nya.

Rean masuk ke kamar Anesha, setelah mengetuk minta izin.
"Kok mainan ponsel mulu, Nesh?" tanyanya tak berperasaan

Yang di tanyai hanya tersenyum getir.
"Daripada gitu, mending bantuin kakak masak,"

____

Di bulan November ini lah Anesha mulai berani menunjukan bakatnya pada publik. Mulai dari meluncurkan 16 bab cerita pertamanya pada blog menulis.

Pencapaian 25 pengikutnya

Lalu beberapa komunitas kepenulisan yang di anggotainya. Dia sudah terbiasa kini melihat ratusan pesan tak terbaca di ponselnya.

"Kayaknya Anesha harus ikut grup promosi lebih banyak, supaya karya Anesha lebih banyak yang tau."

____

Anesha naik sepeda menuju rumah Bastian, anggota
'Be Who You'
Memang berniat untuk berkumpul di akhir pekan, lebih tepatnya karena rasa keingintahuan Deon pada usaha Bastian mengejar passion.

Mengenakan hodie warna coklat, yang tebal mampu membuatnya hangat. Karena hari masih pagi tentu suhu masih dingin.

"Nenes, kau tampak segar," sorak Deon

Urutan duduk anggota 'Be Who You' saat perkumpulan di teras Bastian.

  Bastian   Anesha    Deon
     ↓         ↓        ↓
     ↓         ↓        ↓
     ↓         ↓
     ↓         ↓        ↓ 
   Adelio    Dila     Ieon

Saling berhadapan

Mendengar ucapan Deon barusan, Ieon yang duduk di depannya bergidik.
"Nenes? Siapa?" tanya Ieon

Dila berdeham lalu ikut menyahut. "Itu tuh panggilan sayang dari Deon buat Anesha, ngiri kan lo pasti?" tanya Dila melirik Ieon remeh

Merasa di omongi tidak-tidak tentu saja Anesha membuat pembelaan.

"Gak kok, itu bukan panggilan semacam itu. Anesha bukan Nenes begitupun sebaliknya," elak Anesha

Deon yang sedari tadi diam mulai angkat suara. "Kalau malu sama Nenes, sambungin aja sama Nonon."

Dila tersentak, anak ini memang sudah tidak di ragukan kemampuan mencerna keadaan lainkali Anesha harus belajar padanya.

"Jadi mau ngapain aja?" tanya Anesha mengalihkan pembicaraan

Namun gagal.
"Ouh! Gue tau! Jadi Nenes itu Anesha, panggilan sayang dari Deon buat Anesha. Dan lagi Nonon itu Deon, panggilan sayang dari Anesha buat Deon!" jelas Dila dengan mata berbinar

Not An Ordinary FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang