Anesha bertaruh untuk hidup sedikit lebih benar setiap hari, lewat 3 cangkir kopi. Garis temu malah membuatnya memangkas jarak dengan Dillon-bocah yang hidup seakan mati besok. Tidak terdengar kejam, jika Kasen belum terbesit jua, remaja ideal menur...
"Di cari di kala butuh, di tinggalkan saat kemauan telah terkabul. Itu lumrah, namanya juga kehidupan.
- Deon Randezo
♥ ━━━━━━━━━━━━━━ ♥
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Anesha tengah terjebak, dia terpaksa menghadang pelajaran yang paling di bencinya.
Matematika.
Anesha ga peduli nilai, mau jelek, mau bagus. Lagian Pak Kei ngasih ulangan harian kok dadakan, di kira tahu bulat apa ya? batin Anesha
Anesha menyapu dada, bisa-bisanya dia mengatai Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. Semacam hilang kendali.
___
Sementara di lain kelas, Deon tengah gugup akan cara kerjanya.
Pelajaran Prakarya berlangsung di jam pertama, sesuai janji kemarin, tugas saat ini adalah membuat minimal dengan kemasan.
"Gue harus siapin alat-alatnya dulu," ucap Deon
Bukan apa-apa, karena setiap harinya posisi tempat duduk bergeser satu bangku. Kebetulan, Deon duduk di bangku paling belakang, pojok kanan.
Keriuhan suasana kelas, dengan siswa-siswi antusias. Membuat nyalinya ciut, frustasi. Sorot matanya sudah seperti CCTV yang dengan cekatan menangkap gerak-gerik penghuni kelas.
"Udah bawa susu kental manis kan, lo?" tanya siswi yang notabene ketua kelompok 1
"Pembagian tugas di emban baik-baik!" ujar sang wakil ketua kelompok 1 mewanti-wanti
"Bawa lah, stok banyak nih." sahut anggota, sambil menunjukan 2 kaleng susu kental manis beda rasa.
"Wah, cakep." imbuh ketua kelompok dan wakil kelompok 1, tersenyum bangga.
Deon menyaksikan hal yang menyiksa itu di depan matanya, cepat-cepat dia mengalihkan pandangannya.
"Ngapain juga, mending gue nata gelas. Sambil nunggu Bu Dea masuk kelas," ujar Deon melirih
Tangannya sibuk mengeluarkan barang-barang dari tasnya, mejanya sekarang jadi leluasanya.
Toh, teman sebangkunya ikut mengosongkan ruang. Tentu saja ikut bangku Kelompoknya.
"Apel gue! Kira-kira tumpah gak ya?" monolog Deon
Dia memang sengaja mengeruk bagian apel dengan alat, tadi malam. Lantas meletakkannya pada wadah kecil.