Sinau Bareng

210 113 39
                                    

﹃ Bahkan saat fajar tiba, masalah baru 
lebih setia menemani juang anak manusia, dibanding seberkas harapan yang dibuat-buat. ﹄

- Anesha Badra

◐ ◑ ◒ ◓

『 Memulai lah dengan langkah kecil, jika tidak sanggup merangkak lah. Selagi kamu masih berproses untuk maju, semestapun akan mendukungmu. 』

- Deon Randezo

______

"Panggilan dari Bastian ke Lo, jelek amat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Panggilan dari Bastian ke Lo, jelek amat. Apaan sepupu bontot?" tanya Deon memastikan

Seakan-akan dia tidak intropeksi diri terlebih dahulu. Mengingat dia juga punya nama panggilan khusus untuk Anesha, dengan sebutan yang tak kalah menyebalkan, 'Nenes'. Tapi Anesha senang dia merasa terbela saat ini.

"Alhamdulillah, akhirnya akal sehat Deon gak ragu lagi buat bela Anesha," sahut Anesha kepedean

____

Sepulang sekolah Deon, memberikan secarik kertas pada Anesha. Yang menerima terbelalak matanya, tulisan apa ini?

... ./ -/ ./  .—/ ./ .-/ ./ -.-

.-/ -.–/ -/ -.-  .../ ../ -./ .-/ ..-   -/ .-/ -/ ./ -/ .-/ ..-./ ../ -.-/ .-

Tidak, ini terlihat tidak begitu asing dibenak Anesha. Apa mungkin dia sering menjumpainya?

Deon menerobos parkiran begitu saja, memang anggota 'Be Who You' masih belum lengkap saat ini, masih harus menunggu. Deon menyibukkan diri dengan membeli telur gulung diseberang jalan.

Anesha mendengus kesal, tidak adakah seseorang yang sukarela membantunya memecahkan arti simbol?

"Hey, bontot!" sapa Bastian sembari mendudukkan badannya tepat disamping Anesha

Pemuda yang memiliki hubungan sepupu dengan gadis berlesung pipi itu mengamati sekitar, menangkap Deon yang sedang antri dan didahului adik-adik kelas.

Mata Bastian tertuju pada secarik kertas yang Anesha pegang. "Coba liat, gue kepo dan gue jujur." ujar Bastian mengaku

Tanpa menunggu persetujuan sepupunya pun, Bastian langsung mengambil alih secarik kertas tadi.

"Sini karena gue baik, gue transletin. Hoe jelek," Anesha mengeryitkan dahi mendengarnya, apakah isi pesannya memang begitu atau Bastian hanya mengada-ada

Not An Ordinary FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang