Ayok Manggung!

147 79 18
                                    

☆ ━━VOTE━━ ☆

Semakin dewasa, punggung anak manusia dilatih bertahan pada cabang-cabang beban. Jangan heran, dunia tak akan pernah sebercanda dulu, ❞ -Anesha Badra

.
.

╔═━━━─ ༻ |♡| ༺ ─━━━═╗

🥟HAPPY READING, GUYS!🥟

╚═━━━─ ༻ |♡| ༺ ─━━━═╝

.
.

Masalah kini mendekap, riuh dalam doa Anesha memohon agar dia tidak menghambat jalannya acara. Bagaimana mungkin Alan memercayai dirinya, tanpa latihan.

Manggung dadakan, sungguh mendebarkan. "Ngapain grogi coba?" tanya Deon dengan entengnya

Kedua remaja itu telah duduk pada kursi diatas panggung, tinggal menunggu beberapa saat untuk mereka melancarkan aksinya. Deon berinisiatif menenangkan rasa cemas Anesha.

Dia mengaitkan jemari kirinya pada tangan kanan Anesha. Dingin, Anesha benar-benar demam panggung.

Deon terkekeh pelan. " Udah, lagu yang kita bawain itu gampang, lo juga hapal. Jadi lo keringin dulu keringet dingin lo," usul Deon memberikan beberapa lembar tisu

"Gampang-gampang, kayak Deon tau aja apa lagu yang Anesha bisa sama ngga," omel Anesha memberi kerucutkan bibirnya

Dia mengusap keringat bagian keningnya, yang tak bisa diajak kompromi barang sebentar.

"Judul lagunya apaan, Deon?! Masih ada waktu kok buat Anesha ngapalin." rengek gadis berlesung pipi itu

" 10.000 hours, lagu penyanyi favorit lo."

____

"Kenapa kagak ikut, lo?" tanya Bastian ingin tahu

Ieon dan Bastian pindah duduk pada barisan bangku depan, agar semakin jelas mereka menyaksikan persembahan yang di bawakan kedua sahabatnya.

Ieon mendengus kesal, Bastian menanyakan hal sensitif untuknya.
"Kagak lah, gue mana mau jadi yang keempat, mending disini bae. Asal Anesha seneng, nyaman, meskipun bukan sama gue senengnya, gue rela." pasrah Ieon penuh iba

Bastian meneguk es sirup yang tersaji.
"Lah, ada gitar nganggur." ujar Ieon penuh semangat

Bagaimana tidak anak itu tidak bisa diam saja jika melihat gitar menyendiri.

___

MC mulai memberi sambutan, suasananya mendadak ramai, benar-benar mendebarkan.

Mari kita sambut bintang tamu spesial kita hari ini, Anesha, Deon!

Dan Ieon!

Ieon mulai memetik senar-senar gitar, dengan cekatan. Gitar adalah hidupnya, bagaimana dia tidak menikmati petik demi petik senar yang dia mainkan?

Rupanya Ibu Alan juga memberikan kepercayaannya pada Ieon, itulah sebabnya Ieon ikut serta memeriahkan panggung.

Nada yang tak asing mulai tercerna pada benak Anesha, apa?! Lagu itu?!!

Anesha memang sengaja menyalakan data saat ini, ponselnya dia pegang pada tangan kirinya. Berharap lewat ponselnya dia bisa mencari di internet lirik setelah ini.

Drett ... Drett ... Drrettt

Ponsel bergetar, Anesha melirik sekilas siapa nama pengirim pesan.

Not An Ordinary FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang