Janji Tanpa Tindakan

132 66 52
                                    


❝ Ilusi kebohongan paling menggiurkan umat manusia, sepanjang masa adalah janji.  Janji tanpa tergeraknya tindakan.❞ -Deon Randezo

::::: ♥ ━━━━━━━━━━ ♥ :::::


HAPPY READING, GUYS!

Rey memberikan beberapa  bongkahan es batu milik kelompoknya ke wadah minuman Deon.

Deon kaget bukan main, di depan matanya itu Rey? Kenapa Rey mau membantunya? Deon pikir dirinya dan Rey adalah musuh bebuyutan.

"Udah cukup Rey, thanks," ujar Deon dengan nada bergetar

Deon itu kikuk akan tatapan, dia sama sekali tak suka jadi pusat perhatian. Kecuali jika bersama 'Be Who You'

Rey melemparkan senyuman tipis, pada Deon. Baiklah Rey masih punya hati nurani.

____

Situasi di lapangan sekolah SMP JAYA BANGSA semakin memanas.

Anesha masih setia menunggu bibir atas dan bawah Pangeran terpisah.
"Kok gak dijawab?!! Pangeran takut salah ngomong sama adik kelas???" tanya Anesha sekaligus menantang

Yang punya nama berdecih remeh, mengatur rambutnya yang basah akan keringat agar tetap rapi.

Mata Pangeran singkat melirik jam tangan digital yang dia kenakan. Lantas menghentikan sikap hormatnya, berlalu begitu saja meninggalkan Balin rekannya.

Serta Anesha yang notabene lawan bicaranya
"Lah, ngeselin banget tuh orang!" desah Anesha sembari memperhatikan punggung Pangeran yang mulai menjauh.

Pangeran menolehkan kepalanya kebelakang kembali.
"Ngapain lo masih disitu? Hukuman kita udah berakhir, masuk kelas!" ujarnya kepada Balin

Balin mengerutkan keningnya dalam-dalam.
"Jangan merintah, gue bukan rakyat lo," ujar Balin melakukan pembelaan atas dirinya sendiri

Anesha tertawa kecil melihat tingkah Balin.

_____

Bel  istirahat SMP JAYA BANGSA  telah berbunyi, penyerbuan warung di mulai. Adelio duduk di salah satu meja kosong di kantin, sendirian saja. Anesha ikut bergabung.

"Anesha boleh ikut gabung, Del?" tanya Anesha pada Adelio

Yang di tanya segera mengiyakan sambil mengisyaratkan agar segera duduk. Adelio tengah mengemil roti gandum, makanan yang paling dia suka.

"Lo gak pesen jajan? Kasian lambung lo, kalau lo suka telat masukkin hak," ujar Adelio lalu meneguk air minum yang dia bawa sendiri

Anesha mengerucutkan bibirnya. "Anesha mau hemat dikit, soalnya ada perlu buat beli sesuatu." elak Anesha di iringi dengan kekehan

Adelio kini menatap lekat lawan bicaranya, mungkin ada sesuatu yang ingin dia lontarkan dari mulutnya?

"Gak perlu maksain diri cuma buat dapetin satu hal yang belum tentu pasti, belum pasti kalau memang bener hal itu bakal jadi milik lo seutuhnya tanpa salah alamat. Kesehatan lo jauh lebih penting dari seluruh proses yang telah lalu maupun yang akan datang buat dapetin apa yang lo perjuangin saat ini." jelas Adelio

Not An Ordinary FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang