Minggu kedua semester empat sudah dimulai dengan kuis hampir di semua mata kuliah. Hari Jumat ini, Anna mendapat kelas Statistika Industri yang dimulai pukul 10 pagi. Dan benar, mata kuliah ini juga menyelenggarakan kuis di pertemuan kali ini. Soal-soalnya pun klasik. Soal yang bisa dihapal dari buku.
Anna mengedarkan pandangan ke teman-teman di bawahnya. Ada yang sedang diam-diam menyembunyikan ponsel di laci meja atau pun di rok, ada yang sedang main kode dengan rekan di seberang mejanya, ada juga yang berani tukar-menukar kertas. Dosen terlalu asik mengawasi bagian atas belakang, alias deretan Anna, yang justru isinya orang-orang anti sosial yang lebih suka berbicara dengan kertas daripada manusia.
Dosen itu benar-benar ada di hadapan Anna, sih.
Anna menggeser lembar jawabannya ke pinggir meja, lalu mengambil tasnya di laci meja.
"Mau ngapain kamu?" tanya Dosen itu seketika dengan nada tinggi, menghampiri Anna.
Anna mengangkat wajahnya, menatap wajah kesal tak beralasan dari Pak Dosen. Ia menekan jam tangannya agar menyala, kemudian menyodorkannya ke depan Dosen tersebut.
"Katanya waktunya dua puluh lima menit?" balas Anna tenang.
"Dan yang boleh langsung pulang tanpa tugas tambahan adalah yang jawabannya benar lebih dari setengah?"Dosen itu mengambil lembar jawaban Anna, membacanya, lalu menatap Anna dengan tatapan melunak.
"Permisi?" Anna berdiri, meminta jalan untuk turun tangga.
Dosen tersebut menyingkirkan kakinya.
"Terimakasih banyak, Pak," ucap Anna, sambil menundukkan kepala.
Anna menuruni tangga dengan dua puluh sekian pasang mata menatap dirinya. Ia tahu semua orang memperhatikannya, karena itu ia menghampiri gadis yang sudah menjadi incarannya sejak hari pertama masuk semester empat.
"Lo cewek, kok lembar jawaban lo namanya Kevin?"
Anna menoleh ke arah Dosennya dengan senyum miring tergantung di bibirnya. Tentu Anna tidak menunggu gadis tukang bully itu menjambak rambutnya untuk segera pergi dari kelas.
Selain hari libur atau hari senin, sejak memasuki tahun kedua, sulit sekali bagi Anna, Ryujin, Taehyun, Chaeryeong, Felix, dan Beomgyu berkumpul untuk bertemu. Biasanya mereka akan menghabiskan akhir pekan bersama, namun mengingat semester empat ini banyak di antara mereka mendapat mata kuliah praktikum, sepertinya hal itu juga akan menjadi lebih sulit.
Pulang sekarang pun pasti ia akan kesepian, ini belum masuk jam makan siang.
Anna menyandarkan kepalanya pada rantai ayunan yang ia duduki.
"Kalo ada yang kurang jelas, hubungi saya aja."
"Saya stand by sampe malem biasanya."
"Kalo saya gak bales chat kamu, coba call aja. Kalo masih gak jawab juga, berarti saya tidur. Saya jarang tidur, sih. Jadi pasti jawab kalo kamu call."
"Maaf kalo hari ini saya agak sering ngecek hape. Hari ini ada deadline anak HIMA yang harus dikumpulin ke BEM dan saya harus acchasilnya."
"Saya bawa permen. Belajarnya sambil makan permen biar agak rileks."
"Maaf, Anna. Di rambut kamu ada benang... Oh, ini kayaknya dari sarung bantal atau seprei kamu."
"Kalo kamu butuh temen buat ngobrol, kamu bisa cari saya.""Cowok stress," gumam Anna pelan.
Hari-hari yang ia jalani dengan tutor alias Ketua BEM di kampusnya alias seorang Choi Soobin, berjalan dengan baik namun tak cukup baik. Entah memang orang itu sangat baik, atau punya niat terselubung, atau dia bodoh. Anna menimbang-nimbang, sepertinya pilihan ketiga lebih cocok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Klandestin | Choi Soobin
Fanfictionklan·des·tin adv secara rahasia; secara gelap; secara diam-diam = "Saya Choi Soobin, mulai hari ini jadi tutor kamu---" "Cepet selesaiin les ini dan kita balik ke kesibukan masing-masing." "... Kesibukan saya ya kamu." "Dan gak usah sok formal." sta...