Taehyun menemaninya makan siang sambil memisuh. Mungkin lebih tepat jika disebut, mentraktir makan siang sebagai bayaran mendengar keluh-kesahnya pada detik-detik terakhir menjalankan jabatan pengganti, pelaksana tugas Wakil Ketua BEM.
"KALO Choi Soobin bukan cowok lo, pasti udah gue tonjok."
Anna menderai lebar tawanya untuk yang ketujuh kali sejak Taehyun memulai sambat.
"HARI JUMAT MASIH BILANG, 'LPJ-nya santai aja, guys,' EH TADI MALEM GAK ADA PETIR GAK ADA BADAI, 'LPJ kumpul besok, ya'. GAK PUNYA OTAK."
"Lo harusnya nyiapin sebelum diminta, tauuu," tanggap Anna mengisenginya.
"UDAH. CUMA 'KAN BELOM REVISI SANA-SINI. TANDA TANGAN, CAP BASAH, NGEJILID. Anjing nih, Choi Soobin, Hwang Hyunjin."
Tentu Taehyun memaki dengan suara super tak terdengar.Berbanding terbalik dengan gelegar tawa yang Anna ledakkan di sampingnya.
Ramai sekali fakultas teknik hari ini. Sampai-sampai Anna tidak bisa menemukan Agen N yang biasa berkamuflase di antara mahasiswa untuk mengawasinya. Biasanya dalam satu kali pantau tiga ratus enam puluh derajat Anna menoleh, wanita itu akan memberi senyum singkat hingga Anna mendapatkan matanya. Tapi kerumunan ini lebih padat dari biasanya, sampai mencari Agen N malah hanya mendapatkan sakit kepala.
Mahasiswa tingkat tiga sudah mengusaikan masa magang, kembali menjalani aktivitas perkuliahan tatap muka layaknya mahasiswa tingkat lainnya.
Semua temannya tahu, Anna tidak mampu bertahan hitungan menit dalam sesak keramaian.
Taehyun tadi sempat bertanya, apa mereka akan tetap makan di sini atau pindah makan ke tempat yang jauh lebih tenang seperti atap gedung, tapi Anna memilih untuk menetap.
Mungkin akan ada yang menemuinya.
Orang yang bertanya di mana keberadaannya.
Walaupun Anna tak berani berharap juga, mengingat orang itu akan selalu sibuk dalam balutan almet hitamnya.
Taehyun mengeluh sekali lagi.
"Gak nafsu makan gue liat almet item..."Anna mengikuti arah pandang mata memicing Taehyun, yang meringis seakan menahan pedih pada matanya.
Kakak tingkat sefakultas mereka, berlari mendekat dengan segelas jus jeruk di tangannya. Dari kejauhan, sebelum beban di tangannya terlihat, senyum lebarnya lebih dulu sampai menyapa Anna.
Bukan yang ia harapkan, tapi Anna tidak menyesal memberinya senyum.
Han Jisung tak meminta izin duduk di depan Taehyun dan Anna.
Menunduk, membuang wajah, intinya Taehyun bergerak gelisah tidak menatap balik Jisung yang membagi kripik kentang bawaannya.
Anna menyenggol dari kolong meja, kaki Taehyun, agar temannya sedikit memberi sopan santun yang layak meski seluruh misuhannya hadir dalam perwakilan satu wujud manusia di hadapannya.
"Masih sesi?" tanya Jisung di selanya bernapas.
Lari? Apa gimana?
"Masih, Bang," jawab serempak Anna dan Taehyun.
Gak sama Kak Soobin?
Sekilas lagi Anna menyebar matanya, memintas sebisa jangkauan matanya mencari teman dekat sefakultas Han Jisung.
"Kusut banget, Kang Taehyun. Kenapa lo? Sedih turun jabatan lagi?"
Jisung bergurau ringan, ketika ia mengipas wajahnya dengan map bawaannya.Taehyun menjawab tak niat, "Ngapain sedih. Seneng, kok."
Lalu menyeruput minumannya, membungkam mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Klandestin | Choi Soobin
Fanfictionklan·des·tin adv secara rahasia; secara gelap; secara diam-diam = "Saya Choi Soobin, mulai hari ini jadi tutor kamu---" "Cepet selesaiin les ini dan kita balik ke kesibukan masing-masing." "... Kesibukan saya ya kamu." "Dan gak usah sok formal." sta...