18 - Wejangan Kakak Tingkat

113 13 1
                                    

"Woy! Dimakan! Jangan bengong!"
Hyunjin memetikkan jarinya di depan wajah Anna.

Anna terkesiap segera, dan langsung menatap tajam Hyunjin.
"Bacot," gumamnya, sambil kembali menyendok nasi bungkusnya.

Hyunjin memberikan jatah konsumsinya dari Proker Fakultas Psikologi hari ini untuk Anna. Berhubung Hyunjin sudah memakan jatah konsumsi dari Proker FMIPA untuk makan siangnya.
Ia mencibiri Anna tanpa suara, lalu kembali merebahkan dirinya di panggung.

Tidak sampai dua menit Hyunjin menatap ponselnya, tiba-tiba hawa ruang BEM terasa dingin dan sangat menusuk nadi leher

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak sampai dua menit Hyunjin menatap ponselnya, tiba-tiba hawa ruang BEM terasa dingin dan sangat menusuk nadi leher. Hyunjin mengusap lehernya, melirik singkat ke arah tribun.

Buset. Dia sama kuntilanak auranya sama.

"Apa?" tanya Hyunjin langsung, tanpa menatap Anna.

"Keluar sana lo," usir Anna seenaknya.

Hyunjin menoleh tak percaya pada Anna.
"Ini ruang BEM. Markas gue. Kok lo ngusir-ngusir?" balas Hyunjin sekenanya, lalu kembali pada ponselnya.

 Kok lo ngusir-ngusir?" balas Hyunjin sekenanya, lalu kembali pada ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Klandestin | Choi SoobinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang