75 - Mari Sedikit Kita Singgung Tentang Karma

72 9 0
                                    

"Bangun, Ryujin," getir Chaeryeong dalam bisikan lemah, menjulurkan tangan pada temannya yang hampir kehabisan tenaga untuk berdiri.

"Sakit banget, Chae..."

Jadi Chaeryeong menarik paksa memberdirikan temannya.

Pelajaran hari ini, pastikan semua kabar yang disampaikan kepadamu adalah pesan akurat dari pengirim yang jelas.

Mahasiswa berpapan nama Hamada Asahi akan Chaeryeong tandai dalam catatan dendamnya.

"Lee Chaeryeong, ya?"

"... Ya?"

"Hari ini rapat donor 'kan, ya?"

"... Pengawas dari BEM, ya? Ketemu sama Ketuplaknya dulu, anak Kesmas, namanya---"

"Iya, udah ketemu Theo, tadi. Makanya nyamperin lo."

"Oh? Kenapa, ya? Gue mau ke Rumkes, kok. Ini mau otw."

"Iyaa. Kata Theo, rapatnya pindah."

"... Pindah?"

"Belom sempet ngabarin di grup ya, dia?"

"... Kemana?"

"Gedung olahraga."

"Hah?"

"Dosen yang minta, soalnya kalo di kelas, agak sempit. Yang ikut rapat kan lumayan banyak."

"Gue call Theo dulu---"

"Kayaknya lagi pada mindah-mindahin projector sama kelengkapan rapat lain, deh."

"...?"

"Soalnya pada langsung buru-buru. Mending lo cepetan juga?"

Bajingan, anak BEM.

Kebencian Anna kepada pemakai almet hitam kini Lee Chaeryeong pahami sama jelas.

Daripada menemukan rekan seorganisasinya, anggota UKM KSR, ketika tiba di gedung beratap rindang yang berlantai licin ini, malah sosok Shin Ryujin berada di tengah lapangan, menampangkan bingung yang sama seperti yang Chaeryeong ajukan. Adalah kebodohannya hari ini, sekali lagi Chaeryeong tekankan, mendengar ucapan orang yang tidak ia kenal meskipun martabat orang itu terlindungi seragam yang sama seperti yang kekasih dan temannya pakai sehari-hari.

Namun jika hari ini Chaeryeong tidak mematikan mode cerdasnya, mungkin Ryujin tidak akan baik-baik saja.

Sebenarnya Ryujin memang tidak baik-baik saja saat ini, tapi paling tidak kondisinya masih mengizinkannya berdiri tegak, belum melumpuh atau tidak menyadarkan diri.

Padahal Chaeryeong sudah mempersiapkan dirinya atas petaka, sejak ia memutuskan untuk membuka pengaman siletnya ke depan leher kakak tingkat yang mengecam salah satu teman dekatnya. Chaeryeong sudah siap kapanpun ia disergap.

Klandestin | Choi SoobinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang