Ceklek!
Lisa masuk ke kamar hotel saat jam sudah menunjukkan pukul 11 malam.
Ia sengaja menunggu sampai Miyeon tidur, barulah Lisa merasa nyaman untuk berada dalam satu kamar dengannya.
Dengan mengendap-endap, Lisa melangkahkan kakinya tanpa menyalakan lampu. Karna tidak mau sampai wanita itu bangun, dan akan membuat suasana menjadi canggung.
Lisa lantas menyempatkan diri ke kamar mandi sebentar untuk membersihkan dirinya sebelum tidur.
Saat itu pula, mata Miyeon terbuka.
Rupanya asisten sekaligus kekasih dari Lalisa Manoban itu, memang masih terjaga.
Ia sengaja belum tidur, karena menunggu kapan kekasihnya itu akan kembali ke kamarnya.
Karna sejak sore, Lisa langsung pergi meninggalkan Miyeon sendiri di kamar dengan alasan bosan, dan ingin mencari angin.Itu jelas hanya sebuah alasan.
Miyeon pun tahu itu.
Buktinya ia tidak mengajaknya pergi, dan malah memilih untuk pergi sendiri.Dalam sudut hati Miyeon, ada rasa sakit disana.
Kehadirannya seolah antara ada dan tiada di mata Lalisa.
Dan malam ini, diremang cahaya lampu kamar hotel ini, Miyeon tak sanggup lagi membendung air matanya lagi.
Ia mencintai Lisa dengan sangat.
Selalu berusaha menjadi yang terbaik untuk gadis itu, apapun caranya.
Tapi rupanya, merebut hati Lisa bagaikan mencoba memeluk bulan.
Jemarinya tidak pernah sampai.Sekuat apapun Miyeon berusaha, seolah tak berarti apapun bagi gadis itu.
Ia tidak tahu, sampai kapan semua ini berlanjut.
Apa benar Lisa sungguh-sungguh menyukai seorang gadis?
Kenapa Lisa tak pernah tergoda padanya?
Padahal Miyeon sering menciptakan moment intim diantara merekaJikalaupun tidak cinta, mana mungkin Lisa tak memiliki hasrat seksual sedikitpun padanya.
Miyeon berpikir sangat keras untuk mencari jawaban itu.
Apa aku harus bersikap diluar batas agar dia tergoda olehku?
Tapi aku takut itu hanya akan memperburuk keadaan dan membuat dia semakin menjauh.Pertanyaan itu selalu menggelayuti benak Miyeon.
Dan sampai detik ini, ia belum menemukan jawabnya.Ceklek!
Pintu kamar mandi terbuka, dan membuat Lisa mendapati Miyeon tengah duduk bersandar di headboard ranjangnya.
Ekspresinya sedikit terkejut, namun Lisa berusaha bersikap se natural mungkin.
"Kupikir kau sudah tidur."
Miyeon melirik, dan memperhatikan gerakan Lisa yang berjalan menuju ranjangnya.
"Aku menunggumu." jawab Miyeon, sengaja memancing perhatian Lalisa.
"Wae? Apa ada kesulitan dengan proposal yang akan kita ajukan besok ke Mr. Hwang?"
Miyeon kemudian menunduk, karna tahu Lisa tak memahami maksudnya.
"Anni... Ini bukan soal pekerjaan..."
"Lalu?"
Tanya Lisa sembari menyusun bantalnya agar lebih nyaman untuk tidur."Ini soal kita..."
Deg!
Lisa otomatis menghentikan gerakan tangannya ketika Miyeon mengutarakan hal itu.
Oh, damn!
Not now, please...
KAMU SEDANG MEMBACA
Woman Like Me
Romance"Jennie adalah calon dokter, dari keluarga yang semuanya dokter. Dan pewaris sebuah rumah sakit besar. Tapi sayang, Jennie merasa itu bukan passionnya. Akhirnya dia terjebak menjadi mahasiswa abadi yang tidak lulus-lulus. Dan kesialannya bertambah s...