"J"

7.4K 991 314
                                    

Brakkk!

Lisa membanting pintu ruangannya dengan keras saat ia baru saja tiba di kantornya tersebut.

Miyeon yang mengekor dibelakangnya hanya menggeleng pasrah melihat kelakuan kasar kekasihnya ini.

"Dasar tidak profesional! Aku menyesal mengemis tender pada pria sialan itu! Mr. Eric sungguh membuang waktuku!" maki Lisa sembari melempar blazer kerjanya disofa.

"Tapi setidaknya pembatalan kontrak itu bukan karna Taehyung. Atau dia akan kembali besar kepala karena telah berhasil mengalahkanku lagi."

Miyeon kemudian maju selangkah mendekati kekasihnya yang tengah dalam emosinya ini.

Dengan tanpa rasa sungkan seperti sebelum-sebelumnya, ia kini berani memeluk tubuh Lisa dari belakang.

Lisa sedikit terhenyak kala merasakannya. Hampir saja ia ingin marah seperti biasanya. Tapi urung dilakukan setelah ia mengingat apa yang terjadi tadi malam antara dia dengan kekasihnya ini.

"Sudahlah... Kita masih memiliki banyak tender yang harus diselesaikan. Dan juga...."

Miyeon menggantung kalimatnya sejenak, lalu dengan beraninya ia mengelus perut datar milik Lalisa yang masih terbungkus kemeja kerjanya itu.

"...Mengulang kembali apa yang terjadi tadi malam." lanjut Miyeon, yang membuat Lisa seketika tersentak.

Gulp!

Ia telan salivanya dengan berat.
Bukan karna terangsang karna perilaku Miyeon itu, tetapi rasa risih yang membuatnya tidak nyaman, namun tak tahu bagaimana cara menghindar dari posisi ini.

"Eum..."
Lisa menggenggam jemari Miyeon yang ada diperutnya, untuk ia lepaskan secara perlahan.

"Miyeon-ahh..."

Lalu ditatapnya lekat-lekat kekasihnya ini, seolah ingin mengatakan sesuatu.

"Maafkan aku..."

Kening Miyeon berkerut. Tatapan Lisa menyiratkan penyesalan seperti yang pernah terjadi dahulu, saat ciuman pertama mereka.

"Maaf? Maaf untuk apa?" tanya Miyeon seraya ingin memastikan tentang dugaan buruk itu.

Lisa menimbang lagi kalimat apa yang harus ia utarakan.
Tentunya tak mudah pula baginya untuk mengatakan ini. Tapi jujur, adalah jalan terbaik.

"Maaf, karna setelah kita bercintapun, aku tetap tidak merasa apa-apa."

Deg!

Batin Miyeon tersentak. Karna apa yang dikhawatirkannya itu ternyata benar adanya.
Bahwa Lisa, merasakan penyesalan itu lagi.

"Apa?" tanya Miyeon tak percaya.

"Aku sangat menyesal. Dan kurasa, kau tidak layak untuk kuperlakukan seperti ini."

Miyeon kemudian tertawa pahit.
Matanya pun bahkan langsung berkaca-kaca. Bukti jika Lisa telah sangat menyakiti hatinya.

Lisa sendiri kini mulai merasa bersalah. Ia berusaha meraih jemari wanita itu. "Miyeon, aku tahu-,,,"

"Diam!" Namun Miyeon mengacungkan telunjuknya tepat diwajah Lisa untuk menahan kalimat gadis itu.

"Kau tidak tahu, Lalisa. Kau tidak tahu sedikitpun tentang apa yang kurasa."

Lisa menunduk dengan penyesalannya.
Ia sadar, betapa kurang ajar dirinya ini.

"Hebat! Aku tidak percaya kau bisa sebrengsek ini. Hahaha... Dulu, kau sendiri yang mendekatiku. Mengatakan jatuh cinta padaku, lalu menciumku. Tapi kemudian kau tiba-tiba saja meralat kata-katamu sendiri. Dan memutuskan hubungan kita begitu saja dengan alasan kau telah keliru mengartikan perasaanmu yang ternyata hanya sebatas kekaguman saja."

Woman Like MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang