Incheon International Airport.
Jennie baru saja duduk disamping Jisoo setelah mereka menemukan seat didalam pesawat.
Disusul oleh Lisa dan Rosie yang kini berjalan menuju seat yang berada dibelakang dua wanita Kim itu.
Rosie masuk lebih dulu, sejajar dengan Jisoo yang berada didepannya. Lalu Lisa yang kini berada dipinggir, sejajar juga dengan Jennie.
Pesawat ini akan membawa mereka menuju Thailand. Sesuai yang telah direncanakan oleh Lisa untuk berlibur di negara kelahirannya itu.
"Apa yang kau katakan pada pacarmu itu untuk liburan ini?" tanya Rosie memulai obrolan, setelah posisi duduk mereka nyaman.
"Dia memang memberikanku cuti. Jadi aku baru mengabarinya tadi pagi, bahwa aku akan berlibur ke Thailand."
"Apa dia tidak marah?"
"Sudah pasti. Tapi aku bisa sedikit merayunya, dan dia akan kembali baik lagi. Yang penting, dia tidak bisa menyusulku. Itulah kenapa aku memilih Thailand sebagai tujuan trip ini."
Rosie kemudian menggelengkan kepalanya sejenak. Miris dengan nasib si Manoban.
"Aku tidak mengerti kenapa kau begitu takut padanya. Untuk cuti saja kau harus meminta izinnya. Padahal itu perusahaanmu sendiri, bukan?"
Lisa mengangguk lelah. Dengan helaan nafas berat menyiratkan bebannya yang tersimpan selama ini.
"Anggap saja itu kelemahanku. Sejujurnya aku tidak bisa apa-apa tanpa Miyeon. Mengelola perusahaan bukanlah bidangku. Dan walaupun aku tidak mencintainya, tapi Miyeon tidak pernah melakukan kesalahan apapun yang membuatku kecewa. Bukankah sangat kejam jika aku mencampakkannya begitu saja?"
"Tapi dia keras kepala, Idiot. Dia memaksamu untuk mencintainya. Kau harus tahu, hubungan yang berlandaskan keegoisan tidak akan berhasil."
Deg!
Lisa cukup tercekat dengan pernyataan yang terlontar dari mulut Roséanne Park.
Itu jelas benar adanya."Kau sudah mulai harus belajar untuk tidak bergantung pada gadis itu. Karna kau memiliki hak penuh atas hidupmu. Hutang budi, bukan berarti membuatmu harus menjajah dirimu sendiri."
Lagi-lagi Lisa termenung meresapi petuah itu.
Seperti tertampar, Lisa tak bisa mengelak jika yang dikatakan Rosie membuat matanya terbuka tiba-tiba.Dan dilihatnya siluet Jennie yang duduk didepannya. Wanita yang membuat Lisa bingung menentukan perasaannya.
Aku ingin Jennie yang menjawab semua kebingunganku ini.
Tapi menyentuh Jennie, rasanya hampir tidak mungkin. Mengingat Rosie sendiri saja tidak pernah tahu apa isi hati gadis itu.
J, aku sedang memberi ruang dalam hatiku untuk kau masuk.
Tapi kenapa begitu sulit membuatmu mau mengetuk pintunya?Lisa menyandarkan kepalanya sembari tetap menikmati pipi mandoo Jennie yang bahkan tetap terlihat meski hanya dari belakang.
Itu menggemaskan!
Senyum terukir dari bibir ranum si Manoban hanya karna kesederhanaan itu.
Berbeda dengan Rosie, ia kini menatap jendela sembari menunggu pesawat ini lepas landas.
Hatinya gamang.Semalam ia berkirim pesan pada Jisoo, untuk membahas liburan ini.
Rosie tidak ingin Jisoo menolak perjalanan ini karna ada dirinya.
Ia akan mengalah jika memang kehadirannya itu membuat Jisoo tidak nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Woman Like Me
Romance"Jennie adalah calon dokter, dari keluarga yang semuanya dokter. Dan pewaris sebuah rumah sakit besar. Tapi sayang, Jennie merasa itu bukan passionnya. Akhirnya dia terjebak menjadi mahasiswa abadi yang tidak lulus-lulus. Dan kesialannya bertambah s...