My Everything

9.5K 987 170
                                    

Manoban Advertising Company.

Lisa baru saja keluar dari lift lalu berjalan menuju ruangannya.
Dengan pandangan yang berkeliling, Lisa ingin memastikan tak ada Miyeon pagi ini di kantornya.

Bukan karna masih takut dengan wanita itu, tapi Lisa merasa perlu menyelidiki beberapa hal yang hanya bisa ia lakukan dibelakang Miyeon.

Lisa mencurigai kekasih yang baru saja ia putuskan semalam itu telah berbuat curang padanya.
Namun ia belum memiliki bukti apapun.

Dan untuk menjawab semua kecurigaannya itu, Lisa memiliki Minnie sebagai sekretaris, untuk mengawasi tiap gerak-gerik Miyeon.

"Minnie, apa dia sudah berangkat?" tanya Lisa dalam pembicaraan teleponnya dengan Minnie, sesaat setelah ia memasuki ruangannya.

"Sesuai perintah anda, Madame. Aku telah meminta Nona Cho untuk menghadiri meeting bersama YGE juga pihak Air Baked untuk membicarakan konsep iklan RubyJane Blackpink."

"Bagus. Itu akan memakan waktu lama, bukan?"

"Menurut perhitunganku, meeting akan selesai sampai jam makan siang ini. Lalu Nona Cho akan bertemu dengan Tuan Lee, untuk pembicaraan kelanjutan kontrak kemarin yang belum deal. Jadi beliau akan kembali ke kantor pada sore hari. Dan tentunya anda sudah pulang, Madame."

"Great, Minnie. Tapi tunggu sebentar, kau bilang kontrak dengan Tuan Lee belum deal juga? Why?"

"Benar, Madame. Tuan Lee mengajukan syarat ingin masuk ke dalam konsep iklan. Beliau memiliki idenya sendiri."

"Lalu kenapa Miyeon tidak setuju? Tidak masalah jika klien memiliki konsep sendiri. Kita perusahaan penyedia jasa iklan, bukan seorang kreator."

"Madame, aku ingin menunjukkan sesuatu atas pertanyaan anda tersebut."

"Oke. Datang ke ruanganku sekarang."

* * *

"Apa ini bagus? Warnanya cantik sekali, bukan?"
Jisoo bertanya pada Rosie untuk kesekian kalinya perihal model gaun pengantin yang akan ia gunakan untuk pernikahannya nanti.

Namun yang ditanya hanya menampilkan wajah masam. Rosie tak bersemangat menjawabnya.

"Roséanne?"
Panggil Jisoo sekali lagi.

"Apa aku benar-benar tidak cantik dengan semua gaun ini?"

Rosie melirik sinis. "Tidak." jawabnya.

"Mwo?"

Jisoo yang keheranan dan mulai bercampur kesal, serta merta berniat melepaskan gaunnya.
Rosie memperhatikan itu dengan helaan nafas panjang. Kemudian berdiri dari posisi duduknya untuk mendekati Jisoo.

"Aku suka yang purple, sayang..." Rosie berkata lembut.
Dan tentu saja hal itu membuat Jisoo terpaku sejenak. Terpesona dengan sorot mata innocent khas si rambut grey.

Jisoo menunduk kikuk untuk mengendalikan debaran jantungnya.
Panggilan 'sayang' itu berhasil meruntuhkan keangkuhan hatinya.

"Kalau begitu aku ambil yang purple itu?"
Jisoo menunjuk salah satu gaun yang sempat ia coba tadi.

Rosie mengangguk.
Ia selipkan jemarinya dalam saku jeans nya, sambil memandang Jisoo yang tengah mengangkat kembali gaun tersebut.

Woman Like MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang