Jennie berjalan sambil menggendong Kuma, juga menenteng kandang Luca.
Mengikuti langkah panjang Lalisa Manoban, yang saat ini berjalan didepannya sembari membawa Leo, yang juga berada didalam kandang.Jennie patut bersyukur, karna Lisa mengizinkannya untuk membawa Kuma untuk ikut serta.
Karna dia menjamin jika anjingnya itu jinak, dan tidak pernah berbuat kenakalan.Dan saat ini keduanya mulai masuk kedalam lift untuk menuju apartemen si Manoban.
Didalam lift, Jennie berdiri dengan tenang. Memperhatikan Lalisa yang terus bercengkrama dengan Leo, meski kucing tersebut masih terlihat lemah.
Sesekali ia tersenyum, karna tak bisa dipungkiri tingkah Lisa sungguh menggemaskan ketika mode manisnya sedang on seperti ini.
Itu berbeda seratus delapan puluh derajat dari sikap yang biasa dia tunjukkan sejak awal Jennie mengenalnya, ditelepon waktu itu.
Gadis itu kasar, arogan, juga tempramental.
Tapi saat ini, ia tak lebih seperti seorang perempuan biasa dengan wajah barbie nya. Persis bagai anak kecil yang sedang bermain dengan hewan peliharaannya.
Jennie POV.
Aku tidak habis pikir, apa gadis ini tidak sadar dengan sikapnya yang berubah total ketika bermain dengan kucing-kucingnya?
Maksudku, dia sama sekali tidak jaga image, bahkan didepan aku dan juga teman-temanku tadi.
Rosie benar.
Siapa yang menyangka jika dia adalah gadis yang sama, yang telah meninju wajah Tuan Taehyung kemarin.Lalisa Manoban seperti memiliki duality.
Dan well, aku menyukai ekspresi lucunya saat ini.
Kiyowo...
Ting!
Pintu lift terbuka. Gadis ini keluar lebih dulu dengan menarik koperku.
Ya, memang dia yang menarik koperku sejak tadi.
Aku juga kaget saat dia melakukan itu.
Alasannya adalah, ia khawatir jika memaksakan membawa dua kandang sekaligus dalam genggamannya akan mengganggu kenyamanan salah satu dari mereka karna tidak seimbang. Kebetulan, ukuran kandang ini memang cukup besar.
Terlebih lagi, Leo dan Luca memang belum boleh banyak bergerak.Okay. That's make sense.
"Welcome home, King and Prince."
Ucapnya kemudian setelah ia membuka pintu apartemennya.Dan saat pintu terbuka, ia langsung disambut oleh dua kucingnya yang lain. Lily dan Louis.
Akupun mulai melangkah masuk kedalam apartemen itu.
Ketika masuk, aku langsung bertemu dengan ruang makan disebelah kiriku, serta ruang TV disebelah kananku.
Didepan ruang makan, ada dapur. Yang diisi dengan alat-alat dapur cukup lengkap, beserta counter kitchen disana.
Apartemen ini terlihat nyaman meski tidak terlalu besar. Tapi setidaknya ini masih jauh lebih besar daripada apartemenku.
Mungkin gadis ini lebih menyukai konsep minimalis.
Setelah itu langkahku menyusuri lorong kecil, yang sepertinya ini menuju sebuah kamar.
Dan benar saja, gadis ini tiba-tiba berhenti.
"Jennie-ssi, ini adalah kamarmu. Sebenarnya, ini biasa ditempati oleh adikku ketika dia menginap. Tapi aku sudah menyingkirkan semua barangnya, agar bisa kau tempati."
KAMU SEDANG MEMBACA
Woman Like Me
Romance"Jennie adalah calon dokter, dari keluarga yang semuanya dokter. Dan pewaris sebuah rumah sakit besar. Tapi sayang, Jennie merasa itu bukan passionnya. Akhirnya dia terjebak menjadi mahasiswa abadi yang tidak lulus-lulus. Dan kesialannya bertambah s...