Something behind this

7.6K 964 149
                                    

Lalisa Apartment.

"Damn!"

Jennie bergerak dengan sedikit tergesa saat ia hendak mengangkat scramble egg yang hampir gosong. Beruntung bisa ia selamatkan karna kegesitannya.

Itu terjadi akibat dirinya yang terlambat bangun pagi ini. Jennie merasa kelelahan akibat liburan kemarin, dan membuat ia baru bisa membuka matanya di jam tujuh pagi.

Berkali-kali melihat jam, Jennie khawatir tidak bisa menuntaskan masakannya, dan membuat Lisa harus berangkat ke kantor tanpa sarapan.

Dahi yang kini berkeringat, membuktikan jika suasana ini cukup terasa hectic baginya.

Tak berapa lama kemudian, Lisa datang dengan sudah mengenakan setelan kerjanya.

Dia nampak sibuk dengan telepon genggamnya yang berada ditelinga.

Sesampainya diruang makan, Lisa meletakkan tas kerjanya di kursi, lalu menarik satu kursi lain untuk ia duduki.

"Ya, Minnie... Semua rekapitulasi tender yang masuk selama enam bulan ini. Dan juga yang gagal kita dapatkan."

Jennie melirik kearah si Manoban, yang nampak serius dalam pembicaraannya.

"No, no, no. Kau tidak perlu mengatakan padanya. Cukup berikan saja padaku. Letakkan di meja sebelum aku datang. Oke?"

Jennie berjalan ke meja makan untuk meletakkan dua pouch susu melon favorit Lisa disana.
Setelah itu ia kembali lagi ke dapur untuk mengambil scramble egg juga beberapa potong potato wedges sebagai menu sarapan ia dan Lisa pagi ini.

"Baiklah. Untuk saat ini lakukan itu saja. Thank you, Minnie."

Klik!

Lisa mematikan sambungan teleponnya.
Mimik wajahnya masih nampak serius, dengan menatap layar ponsel untuk mengecek beberapa email.

Jennie kini mengambil posisi duduk disamping Lisa.
Menarik nafas panjang, Jennie cukup merasa lega karna semua berjalan lancar seperti biasa.
Wanita Kim itu kini mengambil tiga potong potato wedges untuk ditaruh diatas piring Lisa yang sudah terdapat scramble egg disana.
Dia juga menaburkan merica secukupnya, serta mengambil dua sendok kacang polong yang sudah ia rebus, agar gizi yang dimakan Lisa selalu seimbang.

Perfect!

Jennie puas pada hasil kerjanya sendiri.

Dengan gummy smile nya, pandangan Jennie kini beralih pada Lisa yang masih sibuk dengan ponselnya.

Senyum itu memudar, dan berganti dengan gelengan kepala.

"Aku memasak dengan terburu-buru, tapi kau malah masih bersantai dengan ponselmu." celetuk Jennie yang seketika membuat Lisa tersadar dari aktifitasnya.

Ia langsung melempar senyum pada Jennie. Dan segera meletakkan ponselnya itu diatas meja.

Jennie melakukan rolling eyes, kemudian menusuk potato wedges itu dengan garpunya.

"Apa ada masalah?" tanyanya kemudian.

Lisa melakukan yang sama, memilih potato wedges sebagai makanan pertama yang ia kunyah pagi ini.

"Ya. Ada yang sedikit janggal."

"Soal pekerjaan?"

"Benar. Aku kehilangan beberapa rekam jejak project yang sudah aku tangani."

Jennie mengerutkan kening. "Kenapa bisa begitu?"

Lisa mengangkat bahu, tak segera menjawab karna masih sibuk mengunyah.
Matanya sempat mendelik kala merasakan tekstur potato wedges itu yang begitu lembut dalam mulutnya.

Woman Like MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang