Ex

6.3K 1K 231
                                    

Staycation, JenLisa's Apartment.

"Rosie, kau benar-benar harus pergi, Ya Tuhan! Sampai kapan kau akan mengungsi disini??"

Jennie berteriak keras pada Rosie yang masih tertelungkup diatas sofa.

Sejak kemarin, istri dari Kim Jisoo itu memang menginap disana dengan alasan ingin menenangkan diri.
Sebab perdebatannya dengan Jisoo seolah tak berujung.

Dia bahkan nekad membawa beberapa pakaian didalam koper kecilnya, berharap tindakannya itu membuat Jisoo iba.
Tapi yang terjadi, istrinya tersebut malah tak jua menghubunginya hingga siang ini.

Sedangkan Jennie sudah hampir mati kesal melihat keberadaan sahabatnya itu yang mengganggu liburannya.

"Rosie Posie! Oh my God! Kenapa kau sangat menyebalkan?! Yyaakk!"

Jennie yang semakin tak sabar akhirnya menarik kaki si Direktur itu sampai ia terjatuh dari sofa.

Bruukk!

"Aaaaa.....!!! Yyaakk! Queen! Apa kau sudah gila, huh? Kau ingin mematahkan pinggangku?" hardik Rosie tak terima.

"Jika perlu, kenapa tidak? Karna kau benar-benar telah mengganggu liburanku."

Rosie kemudian bangun sambil mengusap-usap pantatnya yang cukup sakit ia rasa.

Jennie memang sahabat yang kejam.
Pikirnya.

"Apa kau tidak bisa iba sedikitpun pada sahabatmu ini, huh? Aku ini sedang dalam masalah rumah tangga."

"Tidak sama sekali. Karna kau menyelesaikannya dengan cara yang sangat kampungan."

Si gadis blonde melirik sinis.
Dan Jennie tetap tak terpengaruh.
Si wanita Kim ini malah berkacak pinggang didepan sahabatnya.

"Sekarang katakan padaku, sebenarnya alasan apa yang membuatmu betul-betul tidak menginginkan seorang anak?"

"Demi Tuhan, jangan seperti Jisoo."

"I'm just asking to you!"

"And i don't want to answer, you got it?!"

Rosie mengangkat telunjuknya di wajah Jennie sebagai bentuk peringatan keras darinya.

Sang sahabat diam dengan sorot mata menatap telunjuk itu. Ini adalah kali kedua Rosie balas memarahinya jika ia sedang mengomel.
Yang pertama, terjadi saat mereka berlibur di Thailand.
Dan penyebab utamanya juga sama, perkara hubungan dia dengan Jisoo saat itu.
Jennie lantas menyimpulkan dalam pikirannya saat ini, Rosie tidak pernah kasar padanya kecuali jika itu memang sangat mengganggu hatinya.

Artinya, hanya Jisoo saja yang membuat ia jadi seperti ini.

Merasa gagal menuntaskan hal ini dengan amarah, Jennie berpikir untuk menggunakan cara yang lebih manis agar Rosie juga tak terpancing emosi.

Tangannya yang semula berkacak pinggang, kini bergerak menyentuh bahu sang sahabat lalu menariknya ke dalam pelukan.

"Come here..."

Roséanne tak menolak.
Ia luluh dan pasrah membiarkan tubuhnya dipeluk oleh wanita berpipi mandoo itu.

"Apa yang terjadi padamu, hm? Aku yakin ini bukan hanya karna perkara kau tidak rela ada sperma masuk kedalam rahim Jisoo Eonnie, kan?"

Rosie terdiam.
Dan sikapnya itu membuat Jennie semakin yakin jika dugaannya benar.

Diusapnya punggung Rosie dengan lembut.
Berharap Rosie mau mengungkapkannya.

Woman Like MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang