Epilog (II)

9.7K 851 193
                                    

"Eengghh.... Aaaakkhhh.... Ya Tuhaaannn.... Sakit sekalii.... Jendeukk... Jendeukk...."

"Ne, Eonnie, ne... Genggam erat tanganku...."

Jennie meraih jemari Jisoo yang duduk dikursi belakang bersamanya. Lisa memperhatikan pemandangan heroik itu dari spion atas dengan wajah yang tak kalah panik.

"Lisa, mengemudilah lebih cepat!" perintah Jennie.

"Demi Tuhan aku bahkan bisa terbang dengan mobil ini, J. Tapi jalanan terlalu padat. God..."

Jennie tak merespon lagi setelah itu, karna apa yang dijelaskan Lisa memang benar adanya.

Mungkin karna petang ini sudah memasuki jam pulang kantor, sehingga jalan raya cukup ramai oleh kendaraan serta orang-orang yang berlalu lalang.

"Jendeuk, hubungi Rosie sekali lagi!"

Jennie meringis tanpa jawaban atas permintaan Jisoo barusan. Pasalnya ia tak bisa berbuat apa-apa karna ponsel sahabatnya itu tidak aktif.
Namun untuk menenangkan Jisoo, Jennie menurutinya. Dia coba kembali menghubungi sahabatnya tersebut yang saat ini entah berada dimana.

Seharusnya istri dari Kim Jisoo itu sudah dalam perjalanan pulang. Mengingat keterangan dari Jisoo jika Rosie memang tak berniat untuk menginap di Busan.

Tut-tut-tut!

Nada sambung itu menandakan jika ponsel Roséanne Park memang belum aktif.

Shitt!
Bagaimana mungkin dia bisa seceroboh ini?
Dia tidak mungkin membiarkan ponselnya mati. Sudah tahu istrinya telah memasuki periode akan melahirkan. Dasar anak itu!

Jennie bergumam kesal.
Dan menampilkan ekspresi tersebut didepan Jisoo yang mulai banjir keringat.
Nafasnya tersengal merasakan rasa sakit yang cukup hebat pada perutnya.

"Ya Tuhan... Kemana diaaa....?"

Jisoo menghentakkan kepalanya ke kursi mobil untuk melawan rasa sakit yang menderanya.

Lisa melirik lagi dari spion atas, dan semakin ia melihat semakin panik pula dirinya.

"Apakah itu akan lahir sekarang? Bukankah Rosie bilang ia sudah menjadwalkan kapan operasinya?" tanya Lisa penasaran. Sebab Jisoo memang berencana untuk melahirkan secara caesar agar Rosie sendiri yang menanganinya. Dan operasi tersebut pasti sudah dijadwalkan dalam waktu yang telah dipikirkan matang. Namun entah mengapa tiba-tiba saja istri dari Roséanne Park itu kini merasa sakit seolah persalinannya nampak tak mungkin ditunda lagi.

"Itu benar. Eonnie, apa sebelumnya terjadi sesuatu?" Jennie menambahkan.

Jisoo kemudian mengangguk dalam helaan nafasnya yang putus-putus.

"Aku... hhffhhh... aku hampir terjatuh... Dan aku merasa...terjadi guncangan cukup hebat karena itu... aahhhhffhhh.... Ya Tuhan.... Kenapa sakit sekali...."

"Oh my gosh..."

Jennie yang sejujurnya panik tetap mencoba menenangkan Jisoo dengan terus mengusap butiran keringat yang mengalir dari dahi wanita Korea itu. "Semua akan baik-baik saja, Eonnie. Don't worry, okay?"

"Tapi dimana dia sekarang? Aku hanya ingin dia yang mengoperasiku."

Jennie Kim menggigit bibir. Hampir kehilangan akal untuk menenangkan Kim Jisoo. "Aku yakin dia akan datang. Percayalah... Sekarang lebih baik kau tenang, agar kontraksi yang terjadi dalam perutmu juga tidak terlalu hebat seperti ini. Aku benar-benar tidak tega melihatnya, Eonnie."

Woman Like MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang