"We do it like a mafia."

5.6K 970 320
                                    

Klik!

Julia menekan tombol kunci otomatis mobilnya sesaat setelah ia keluar dari sana.

Dia baru saja sampai di gedung apartemen Jennie sore hari ini. Untuk mengantar boss nya itu menuju lokasi staycation yang telah direncanakan.

Ting!

Pintu lift terbuka, Julia segera naik menuju lantai apartemen Jennie.

Berdiri tenang didalam lift, Julia sedikit terkesiap karena bunyi ponselnya yang tiba-tiba.

Drrtt! Drrtt!

Diraihnya ponsel tersebut dari dalam saku mantelnya.

"Yeoboseyo..."


"Julia..."


"Ne, Tuan. Aku baru saja sampai di gedung apartemen Nona Jennie. Untuk mengantar beliau menuju apartemen gadis itu."

"Jadi dia benar-benar akan melakukannya?"


"Benar, Tuan. Nona Jennie akan menetap disana dalam beberapa waktu."


"Dan tidak mengizinkanmu untuk menemaninya?"


"Beliau menolak keras. Dan aku tidak bisa membantah."


"Huft..."


"Tuan tenang saja. Meskipun Nona Jennie tidak mengizinkanku untuk menemaninya, aku tetap akan berada di sekitarnya."


"Kau yakin dia tidak akan tahu?"


"Tuan sendiri juga tahu, siapa aku. Jadi percayalah..."

"Baiklah, Julia. Lalisa bisa datang kapan saja. Dan itu menjadi tanggungjawabmu sekarang."


"Ne. Aghesimnida."

Klik!

Sambungan terputus, pembicaraan serius itu akhirnya usai.

Julia menggigit bibirnya seraya memasukkan ponselnya kembali ke dalam saku mantelnya.

Lalisa Manoban.
Aku sungguh penasaran seperti apa sosoknya.
Tak sabar rasanya mengunci lehermu dengan kedua kakiku sendiri.

* * *

Rosie's Apartment. 17.00. KST.

Sore hari berakhir dan akan memasuki petang.
Roséanne Park baru saja pulang dari aktifitas rutinnya setiap hari sebagai Direktur di Kim's Hospital.

Raut lelah terlihat dari wajahnya.
Bukan hanya karena beban kerja, tapi juga masalah pribadi yang menguras pikirannya.

Dari mulai Suzy, juga kehadiran Lalisa yang muncul kembali setelah setahun ia pergi.

Sang direktur berjalan lunglai setelah keluar dari mobilnya.

Berdiri pasrah di ambang pintu lift, matanya merem-melek menunggu pintu itu terbuka.

Sepertinya aku harus mencolok istriku supaya aku tidak loyo seperti ini. Haiistt!

Benaknya berbicara konyol.

Woman Like MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang