Jealousy

8.5K 977 163
                                    

Seorang wanita cantik yang memiliki rambut panjang serta tubuh yang proporsional kini sedang berdiri didepan pintu apartemen Lalisa.

Berulang kali ia melirik jam ditangan kirinya dengan wajah yang kian gelisah.

Sesekali wanita itu juga mencoba menggunakan ponselnya seolah sedang berusaha menghubungi seseorang yang sepertinya tidak jua menjawab panggilan darinya.

"Ck! Dia benar-benar keterlaluan!"

Dengusnya kesal dengan mimik wajah yang seratus persen marah.

Berjalan mondar-mandir sembari melempar pandangannya ke lorong apartemen ini, berharap yang ditunggu segera datang. Namun sudah hampir sejam ia berdiri disana, sepertinya harapannya itu masih belum terkabulkan.

Ia lirik kembali jam tangannya. Waktu telah memasuki jam makan siang.

Cho Miyeon, asisten pribadi sekaligus kekasih dari Lalisa Manoban itu sudah hilang kesabarannya.
Dengan sangat terpaksa, ia berniat untuk masuk saja kedalam apartemen kekasihnya itu, karna Miyeon juga tahu nomor password apartemen tersebut.
Hanya saja ia memang jarang sekali masuk kesana akibat alerginya terhadap bulu kucing.
Miyeon akan sangat tersiksa jika memaksakannya.

Namun saat ini, ia sudah terlalu jengkel karna menunggu Lisa yang tak kunjung muncul. Bahkan menjawab telepon darinya pun tidak.
Sehingga ia memutuskan untuk menunggu Lisa didalam apartemennya saja.

Cepat-cepat ia ambil saputangan terlebih dahulu, agar bisa langsung menutup hidungnya sebelum ia masuk.

Tetapi saat baru saja ia meraih saputangan itu, kepalanya tiba-tiba menoleh karna suara langkah seseorang.

Bahkan ada dua orang disana, yang kini tengah berjalan menujunya.

"Dia benar-benar pergi dengan wanita itu?"
Ucapnya berbicara sendiri.

Dan dua orang yang sedang dilihatnya saat ini, juga sama-sama tengah menatapnya dengan langkah yang kian dekat.
Dua orang itu tak lain adalah Lisa dan Jennie.

Miyeon mengurungkan niat untuk menekan password.
Ia kemudian berbalik badan untuk menyambut Lisa yang baru saja pulang bersama Jennie.

"Miyeon..."
Sapa Lisa saat dia kini berada didepan kekasihnya itu.

"Sejak kapan kau datang?" lanjutnya dengan pertanyaan.

Namun yang ditanya tidak langsung menjawab.
Ia malah melempar tatapannya kepada Jennie yang saat ini berdiri dibelakang tubuh Lalisa, dengan beberapa kantong belanjaan dalam genggamannya.

"Kenapa kau tidak menjawab teleponku?" tanya Miyeon pada Lisa, setelah lirikan sinisnya pada Jennie usai.

"Oh, sorry... Aku tidak membawa ponsel."
Jawab Lisa tenang. Yang menghasilkan kerutan kesal didahi kekasihnya itu.

Miyeon tak mengerti, bagaimana mungkin Lisa nampak tak merasa bersalah sedikitpun dengan intonasi tenangnya itu.

"Aku tidak percaya kau bisa melakukan itu, Lalisa."

"Huh? Melakukan apa maksudmu?"

"Tidak berangkat ke kantor lalu meninggalkan ponselmu begitu saja."

"Bukankah sudah kubilang tadi pagi, bahwa aku akan pergi berbelanja."

"Dan melewatkan meeting mu?"

"Oh, come on... Kau tahu persis bagaimana kau bisa sangat kuandalkan untuk hal itu, Miyeon-ahh..."

Lagi, mendengar jawaban Lisa yang begitu santai itu membuat Miyeon mendengus jengkel.
Ia lantas kembali melemparkan tatapan sinisnya pada Jennie, yang membuat gadis itu akhirnya merasa risih dan tidak tahan lagi berada ditengah-tengah sepasang kekasih ini.

Woman Like MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang