Angry Madame (3)

6.6K 895 125
                                    

Lalisa Apartment.

"Fuck!"

Lisa melempar ponselnya kesal sesaat setelah ia melakukan panggilan kepada salah satu rekan bisnisnya.

Jennie yang tengah memasak didapur melirik Lisa yang berada diruang TV dengan pandangan terkejut.
Ia tahu, sejak dua hari ini kekasihnya itu nampak semakin kusut dalam menghadapi permasalahan yang sedang menimpa perusahaannya.

Jennie bingung bagaimana cara membantunya.
Lisa tidak menjelaskan detail apa yang dia butuhkan.
Gadis itu sengaja bersikap demikian karena tak mau merepotkan Jennie.

Namun rasanya semua ini sudah cukup.
Lisa jelas-jelas butuh bantuan.
Dilepaskannya apron yang melilit tubuhnya, lalu kemudian berjalan mendekati sang pacar.

"Hon..."

Dielusnya punggung si Manoban ketika gadis itu sedang tertunduk lesu.

Lisa mendongak. Mimik mukanya kusut dengan dahi yang berkerut.

"Kau tidak bisa begini terus. Katakan padaku, apa yang kau butuhkan?"

Sang pacar yang ditanya, seperti masih tak berminat untuk menjawab.
Lisa malah bangun kemudian berjalan menuju dapur.
Dibukanya lemari es untuk mengambil sekaleng coke.
Lalu ia tarik penutup kaleng itu dengan gerakan kasar sampai soda tersebut terciprat dibajunya.

Jennie otomatis berjalan menyusul sang kekasih, lalu dengan sigap menarik t-shirt Lisa agar ia segera membukanya.

Si Manoban menurut pasrah.
Ia membiarkan Jennie membuatnya hanya mengenakan sport bra saja saat ini.

Setelah berjalan sejenak ke kamar untuk mengambil t-shirt lain milik sang kekasih, Jennie muncul kembali lalu segera memberikannya pada Lisa.

Si Manoban tetap menurut.
Dikenakannya t-shirt tersebut setelah ia melempar kaleng coke yang telah kosong ke keranjang sampah.

Jennie memperhatikannya iba.
Hubungan mereka masih seumur jagung. Jadi wanita itu masih menyelami betul karakter Lisa ketika sedang menghadapi masalah.

Dan untuk saat ini, Jennie menyimpulkan jika Lisa cenderung menutup diri ketika ia merasa stress dengan masalahnya.
Jennie merasa Miyeon lebih unggul dari dirinya soal ini.
Mantan kekasih Lisa itu cukup bisa diandalkan membuat kekasihnya tenang karna selalu berhasil membereskan semua masalah Lisa.

Apa aku harus menemui wanita itu, agar ia bisa menghentikan semua ini?

Pikir Jennie dalam hati.

Si wanita Kim tak berpikir soal gengsi.
Jennie hanya mengkhawatirkan kondisi Lisanya yang kian memburuk.

"Aku akan menemui wanita itu jika kau masih tak mau juga untuk bicara padaku, Lalisa."

Lisa sontak terperanjat mendengarnya.

"Apa? Jangan bicara melantur, J."

"Tapi aku tidak bisa melihatmu seperti ini terus, Lalisa. Sudah dua hari kau tidak bicara. Dan hanya menunjukkan wajah stress mu itu didepanku. Kau pikir sampai berapa lama aku bisa tahan, huh?"

Emosi Jennie terpancing, dan Lisa kian pusing mendengarnya.
Diremasnya kepalanya dengan kuat.
Vertigo yang sudah lama tidak muncul, tiba-tiba kambuh kembali.

Jennie menyadari hal itu.
Rasa kesal yang semula ia rasakan kepada kekasihnya, akhirnya ia coba tepis dan berusaha tetap bersabar menghadapi pacar wanitanya ini.

Dibimbingnya Lisa untuk duduk diatas stool kitchen. Lalu Jennie berdiri didepannya untuk memberi pijatan ringan sekedar menenangkan saraf Lalisa yang menegang.

Woman Like MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang