Gone (2)

6.7K 968 241
                                    

Jisoo's Apartment.

Wanita Kim, sahabat dari Jennie itu baru saja membuka matanya. Langsung ia gerakkan bola matanya untuk melirik jam diatas nakas, dilihatnya sudah pukul delapan pagi saat ini.

Menggeliatkan tubuh untuk melenturkan otot-ototnya pasca tidur malamnya, Jisoo kemudian meringis tatkala merasakan perih pada alat vitalnya.

Ya, dia bercinta lagi dengan si dokter bedah itu.

Setelah mengantarnya pulang semalam, Jisoo memaksa Rosie untuk bertandang sejenak untuk menawarkan makan malam.
Mulanya Rosie menolak, tapi karna Jisoo memaksa akhirnya dia menurut juga.

Ia akhirnya menghidangkan ramyeon untuk kekasihnya itu.

Alih-alih ingin menanyakan perihal rahasia yang disembunyikan Rosie gara-gara ucapan Jennie kemarin, yang terjadi mereka malah bercinta lagi.

Padahal sepertinya, Rosie terlihat ingin menghindar sebelumnya.

Entah apa alasannya, tapi Rosie memang masih belum mau membuka hal itu.

Dan pagi ini, Jisoo bangun dengan tubuh telanjang tanpa Rosie disana.

Ia lirik ke seluruh penjuru kamarnya, memang sudah tidak ada lagi tanda-tanda jika gadis itu masih ada.
Rosie pergi ketika Jisoo masih tertidur.

Ia paksakan untuk bergerak agar bisa menyandarkan tubuhnya di headboard ranjang.
Jisoo masih meringis ketika menggerakkan pahanya.

Akhh!
Gila!
Dia semalam memasukkan dua.

Ucapnya pada diri sendiri mengingat aktifitas seks mereka semalam, saat Rosie akhirnya memasukkan dua jarinya pada lubang v*ginanya.

Jisoo belum terbiasa. Ia merasa perih, dan sedikit kesulitan untuk bergerak.

Meremat spreinya dengan telapak tangan, Jisoo malah menemukan selembar kertas diatas kasurnya.

Matanya menyipit memperhatikan itu.

Sampai akhirnya ia dapati nama Rosie disana.

Mungkin Rosie yang menulis surat itu untuknya.

Jisoo kemudian mulai membaca isi surat tersebut, setelah posisinya nyaman.

Good Morning, gorgeous.
Maafkan harus membuatmu terbangun tanpa ada aku disampingmu.
Aku harus berangkat lebih pagi untuk jadwal operasiku.
Tapi sebenarnya, bukan ini tujuanku menulis surat.
Ada yang ingin kusampaikan, dan aku tidak pandai mengatakannya secara langsung. Hahaha... Kau tahu betapa korsletnya otakku ini.
Mungkin dengan menulisnya saja, aku bisa mengungkapkan isi hatiku.

Kim Jisoo, apa kau pernah mengalami, bagaimana rasanya ketika kita bertemu seseorang yang tepat namun diwaktu yang justru tidak tepat?
Itu rumit sekali.
Karena saat ini, aku sedang merasakannya, denganmu.

Cinta ini memang belum ada, tapi itu bisa saja muncul jika aku mau.
Hanya saja, aku tak ingin melanjutkannya.
Sebab pada akhirnya semua ini memang tidak akan berhasil.

Hahaha... Aku memang sial.
Aku selalu bersama wanita dengan hatinya yang sudah terisi orang lain.
Baik denganmu, termasuk juga dengannya, Bae Suzy.

Awalnya kupikir kaulah orang yang tepat, yang bisa membebaskanku dari kebodohanku dalam mencintai wanita itu.
Akan kurebut kau dari pacar priamu, dan menjadikanmu seutuhnya milikku.

Woman Like MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang