Braakk!
Lisa menutup pintu mobil Range Rover nya sesaat setelah ia keluar dari sana.
Dimasukkannya kunci mobil itu kedalam saku. Kemudian ia berjalan dengan wajah kusutnya.
Hari sudah melewati petang.
Lisa menghabiskan satu harinya ini dengan mendatangi beberapa rekan bisnisnya.
Ia berharap bisa mendapat sokongan untuk perusahaannya yang saat ini sedang collapse.
Namun apa daya, upayanya itu belum membuahkan hasil.
Lisa hampir menyerah dengan segala yang terjadi.Aku tidak mungkin menerima bantuan dari Taehyung.
Itu sama saja aku mengakui kekalahanku.
God! Apa yang harus kulakukan?Benaknya berbicara sendiri dalam langkah menuju lift.
Ditekannya tombol itu agar terbuka.
Ting!
Lisa segera masuk setelah beberapa saat menunggu.
Berdiri sendiri di ruangan kecil itu, Lisa kemudian menekan tombol agar pintu lift tertutup.
Dan bersamaan dengan itu, matanya menangkap sesosok wanita yang tak asing baginya, baru saja keluar dari lift sebelah."Miyeon?"
Lisa baru menyadarinya ketika pintu sudah benar-benar tertutup.
Keningnya berkerut keheranan. Mempertanyakan kehadiran Miyeon yang saat ini berada di gedung apartemennya.
"Kenapa dia ada disini? Apa dia ingin menemuiku? Seharian tadi aku tak melihatnya di kantor. Padahal aku ingin membuat perhitungan padanya. Kupikir dia tidak muncul karna takut. Dan ternyata aku malah menemukan wanita sialan itu disini."
Lisa bertanya sendiri. Hingga lift itu kini berhenti di lantai apartemennya.
Cepat-cepat ia keluar untuk memastikan hal itu pada Jennie. Apakah benar Miyeon datang?
Ceklek!
Lisa segera masuk dengan langsung meletakkan tas diatas counter serta blazer nya yang baru saja ia buka.
Berjalan bersama langkah yang tergesa, Lisa menarik blouse nya sampai ke siku sambil mencari keberadaan Jennie.
"J... Sayang..."
Kakinya kemudian tiba didepan pintu kamar kekasihnya itu.
Terlihat Jennie disana yang tengah membereskan beberapa pakaian."Baby, tadi aku melihat Miyeon. Apa dia baru saja dari sini?"
Jennie diam tanpa kata.
Lisa kemudian masuk untuk memperjelas ceritanya.
"Padahal aku ingin meminta pertanggungjawabannya atas apa yang terjadi. Tapi dia tak berani menunjukkan wajahnya didepan mukaku. Dia benar-benar jalang sialan."
Umpat Lisa dengan meletakkan bokongnya diatas ranjang untuk duduk.Jennie yang masih tak menjawab membuat Lisa semakin bingung.
Apalagi kala akhirnya ia menyadari bahwa Jennie bukan sedang membereskan pakaian. Tapi meletakkan pakaian-pakaian yang ia ambil dari lemarinya tersebut untuk dimasukkan kedalam koper.Kening Lisa berkerut.
"J, apa yang kau lakukan?"
Jennie masih hening.
Wajahnya bahkan tampak menegang membuat Lisa takut.
Gadis itu kemudian berdiri untuk menghentikan gerakan Jennie yang terus menerus memasukkan pakaian-pakaiannya kedalam koper."Hei, baby... What are you doing? Kenapa kau mengemas semua pakaianmu?"
Jennie tetap tak mau menjawab, dan malah semakin kasar menghempas tangan Lisa yang berusaha untuk menghadangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Woman Like Me
Romance"Jennie adalah calon dokter, dari keluarga yang semuanya dokter. Dan pewaris sebuah rumah sakit besar. Tapi sayang, Jennie merasa itu bukan passionnya. Akhirnya dia terjebak menjadi mahasiswa abadi yang tidak lulus-lulus. Dan kesialannya bertambah s...