"Shiittt!"
Julia melepaskan earbud yang ia kenakan, dan melemparnya dengan kasar.
Ia lantas berlari dari ruang cctv sambil mengeluarkan pistol yang berada dibalik blouse nya.Ia panik saat komunikasinya dengan Jennie terputus secara tiba-tiba.
Julia kini sedang berusaha menerobos kerumunan orang yang berada dalam pesta yang sebetulnya belum dimulai itu, diturunkannya kembali pistol yang ia pegang agar tidak membuat panik pada orang-orang disekelilingnya.
Perjalanan dari ruang cctv menuju ballroom dimana sedang diadakannya pesta tersebut membuat Julia mengumpat berkali-kali sebab tak kunjung sampai langkahnya menuju Jennie.
"Shiitt! Dia pasti datang kali ini. Fuck you, Lalisa Manoban! I will kill you!"
Antara senang dan juga panik, Julia merasa harapannya untuk membunuh Lalisa akhirnya datang juga.
Namun ia tak ingin Jennie menjadi korban untuk obsesinya tersebut.
Ia kini sampai didepan pintu lift dan menekan-nekan tombol lift tersebut yang tak kunjung terbuka.
"Fuck!"
Agent BIN itu kembali mengumpat karna adrenalin rasa cemasnya kian meningkat.
Ia khawatir jika Lalisa akan berhasil membawa Jennie pergi.
Julia tak mungkin membiarkan itu terjadi."Tuan bisa membunuhku jika sampai terjadi apa-apa pada Nona Jennie! Arrghh!"
Kesal karna lift itu tak kunjung terbuka, Julia akhirnya beranjak pergi dari sana.
Langkahnya berlari tergesa menuju tangga darurat.
Ting!
Namun bersamaan dengan perginya Julia, pintu lift itupun akhirnya terbuka.
Kemudian keluarlah dari sana sosok gadis dengan pakaian nyentriknya. Ryujin, mengernyitkan kening saat melihat punggung Julia yang baru saja pergi dengan tergesa."Mau apa dia?"
Dengan sigap, si gadis Yakuza itupun otomatis mengeluarkan pistolnya dari balik mantel kulit yang biasa ia pakai.
Mengambil langkah seribu, Ryujin naik dari tangga darurat yang sama, yang baru saja dilalui oleh Julia.Matanya mengedar kesana kemari dengan mulut mengumpat sebab sulit sekali menandingi kecepatan anggota BIN itu. Julia Choi, memang sangat terlatih.
"Sialan! Apa yang dia makan sampai berlari secepat itu!"
Riuh suara kaki yang menginjak tangga menjadi penunjuk bagi Ryujin untuk membaca kemana pergerakan Julia.
Pistolnya berayun-ayun dalam posisi siaga, takut-takut agent BIN itu menyerangnya secara tiba-tiba.
Hingga suara sepatu yang berlari itu kemudian berhenti dan terdengar suara pintu yang dibuka secara paksa.
Braakkk!
Ryujin tahu, Julia telah sampai ditempat tujuannya. Tujuan yang sama juga dengan dirinya untuk mengawasi Lalisa, sang boss.
Namun alih-alih ingin menyergap Julia, yang dilihatnya saat ini adalah pemandangan dramatis.
Julia Choi, tengah mengarahkan pistolnya kepada Lalisa yang sedang memeluk Jennie.
"Ohh shiitt!"
Ryujin otomatis mengangkat pistolnya kembali untuk memberi perlindungan pada boss nya itu.Prioritasku adalah menyelamatkan Madame.
Madame tidak boleh terluka sedikitpun.Batin Ryujin bergumam penuh tekad.
KAMU SEDANG MEMBACA
Woman Like Me
Romance"Jennie adalah calon dokter, dari keluarga yang semuanya dokter. Dan pewaris sebuah rumah sakit besar. Tapi sayang, Jennie merasa itu bukan passionnya. Akhirnya dia terjebak menjadi mahasiswa abadi yang tidak lulus-lulus. Dan kesialannya bertambah s...