Drrtt! Drrtt!
Ponsel Lisa berdering sudah keempat kalinya.
Namun si pemilik ponsel tersebut belum juga menjawabnya.Drrtt! Drrtt!
Jennie yang sejak tadi mondar-mandir membereskan kamar anak-anak akhirnya sadar dengan bunyi ponsel itu.
Ia kemudian meletakkan vacum cleaner yang sedang ia gunakan, lalu berjalan menuju pintu kamar Lisa.
"Apa dia belum bangun?"
Tanya Jennie bergumam sendiri.Sekedar untuk memastikan, Jennie kemudian menarik daun pintu, dan itu ternyata tidak dikunci.
Ceklek!
Kamar Lisa gelap seperti biasa, dan masih nampak berantakan.
Tapi yang lebih aneh, Jennie tak menemukan Lisa disana.Wanita itu kemudian berjalan menuju kamar mandi, dan menempelkan telinganya didepan pintu untuk memastikan apakah Lisa sedang mandi.
Tapi tak ada suara apapun yang ia tangkap.
Hening seolah kamar ini tak berpenghuni."Dia kemana?" Jennie kembali bergumam bingung mencari dimana keberadaan Lalisa.
Drrtt! Drrtt!
Didapatinya ponsel tersebut diatas nakas dengan deringan kuat untuk kesekian kalinya.
"Dia pergi tanpa membawa ponselnya?"
Jennie kemudian berjalan untuk meraih ponsel tersebut.
Dilihatnya nama Miyeon disana.
Cho Miyeon (Assistant) calling...
"Bukankah ini kekasihnya?"
Dan Jennie tidak bisa menahan tawanya kala melihat nama kontak tersebut."Dia menulis nama kekasihnya sendiri dengan sebutan asisten? Benar-benar kejam gadis ini."
Jennie menggeleng sambil terkekeh.
Kemudian meletakkan kembali ponsel itu ditempat semula.Jennie merasa tak sopan untuk mengangkat panggilan telepon yang bukan miliknya. Jadi ia memutuskan untuk mengabaikannya saja.
Setelah itu, Jennie keluar dari kamar tersebut untuk kembali melanjutkan pekerjaannya.Ia membersihkan kamar anak-anak, lalu mengganti karpet yang baru. Agar karpet yang lama bisa segera di laundry.
Jennie juga dengan rutin membersihkan semua kotoran kucing-kucing milik Lalisa tanpa rasa jijik sedikitpun.Setelah semua beres, wanita itu kemudian berjalan menuju dapur untuk mencuci tangannya.
Diliriknya jam di dinding. Sudah hampir pukul delapan pagi.
Dia masih sedikit bingung kemana perginya Lalisa tanpa membawa ponselnya.
Sambil menunggu gadis itu pulang, Jennie berniat ingin membuat susu goreng.
Camilan yang cocok untuk dijadikan menu sarapan.
Kebetulan Lisa pernah memintanya untuk membuat lagi. Seperti yang disukainya, yaitu dengan susu melon kali ini.Jennie terkekeh sendiri mengingat itu.
Dipikir-pikir, Lisa benar-benar sangat lucu.Rasanya tak masalah baginya untuk menuruti semua kemauan gadis itu, selagi dia masih bisa melakukannya.
Jadi, jika hanya sekedar susu goreng, tentu saja dia tidak keberatan.
Mengenakan apronnya, Jennie siap untuk beraksi.
------
Setelah kurang lebih setengah jam Jennie berkutat dengan kegiatan memasaknya, akhirnya ia membuang nafas lelah karena semuanya telah selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Woman Like Me
Romance"Jennie adalah calon dokter, dari keluarga yang semuanya dokter. Dan pewaris sebuah rumah sakit besar. Tapi sayang, Jennie merasa itu bukan passionnya. Akhirnya dia terjebak menjadi mahasiswa abadi yang tidak lulus-lulus. Dan kesialannya bertambah s...