Lalisa Apartment.
"Apa yang harus kukenakan? Aku benar-benar tidak tahu harus memakai baju apa, J."
"Kenapa harus bingung seperti itu, honey? Kau bukan akan bertemu Presiden."
"Ini bahkan lebih mengerikan dari bertemu Presiden. Beliau adalah ayah dari wanita yang kucintai. Aku tidak ingin memberikan kesan buruk."
Jennie kemudian tersenyum.
Dirinya yang semula nampak sibuk membereskan kamar mereka, kini berjalan menuju sang pacar yang berdiri dengan mimik serius.Dielusnya pipi Lisa dengan lembut.
"Aku tidak menyangka kau seserius ini menyikapinya..."
"Hei, aku yang jauh lebih tidak menyangka kau dengan cepat mengenalkan aku pada ayahmu. Padahal kita baru seminggu berpacaran."
"Kau keberatan?"
"No, baby..."
Ditangkupnya wajah mungil Jennie dalam jemarinya.
"Justru aku sangat terharu kau melakukan ini. Artinya kau telah mempercayaiku. Thanks, J..."
Jennie kembali mengembangkan gummy smile nya seraya merapihkan poni Lisa yang berantakan karena baru bangun tidur.
"Aku tidak mudah membagi hatiku untuk seseorang. Maka ketika akhirnya aku melakukannya, maka seluruhnya telah kuberikan. Dan itu hanya padamu, Lalisa."
Gadis jangkung itu kemudian membawa Jennie kedalam pelukannya.
Membiarkan kekasihnya merasakan debaran jantungnya yang saling bersahutan karna perasaan membahana."Terimakasih, Jennie Kim. Dalam keadaan apapun, aku tak akan pernah melepaskanmu."
Jennie merasa suara Lisa bergetar, karna terlalu kuatnya rasa cinta yang diungkapkannya.
Menengadah kepada wajah sang kekasih, Jennie melihat jelas kelopak mata Lisa yang berkaca-kaca."Hei, are you okay? Honey?"
"Yes. I'm fine... I just... Haha..."
Lisa menahan air matanya dengan berusaha tertawa.
Suaranya yang mulai sengau membuktikan jika gadis itu sedang dalam perasaan yang mengharu atas situasi ini."I miss my Dad... Beliau pasti akan bahagia jika tahu aku telah berhasil menemukan wanita yang tepat."
"Begitu pula dengan ibuku. Eomma ingin sekali melihatku dijaga oleh seseorang sebelum beliau pergi. Dan sekarang, aku telah mendapatkannya. Si Madame ini menjagaku dengan sangat baik."
Lalisa POV.
Aku tak kuat lagi.
Diriku semakin terharu kala Jennie mengatakan hal manis tersebut sembari mengelus pipiku dengan penuh cinta.Tiba-tiba saja aku menjadi cengeng, dan membuat air mataku mengalir tanpa suara.
Aku merasa berharga karna cintanya.
Jennie membuatku tak lagi ingin lemah. Sebab aku memiliki dia yang kini harus kujaga.Bagiku, definisi cinta yang sesungguhnya yaitu, kau bisa menjadi jauh lebih baik kala memilih orang yang merubah dirimu semakin sempurna.
Dan untukku, Jennie adalah orangnya.
Wanita ini memberikanku motivasi agar aku punya langkah berarti dalam hidupku yang sempat kehilangan arah setelah kepergian Daddy.
Kugenggam erat jemarinya, lalu kekecup berulang kali agar ia tak punya kesempatan untuk meragukanku sedikitpun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Woman Like Me
Romance"Jennie adalah calon dokter, dari keluarga yang semuanya dokter. Dan pewaris sebuah rumah sakit besar. Tapi sayang, Jennie merasa itu bukan passionnya. Akhirnya dia terjebak menjadi mahasiswa abadi yang tidak lulus-lulus. Dan kesialannya bertambah s...