Lalisa's Apartment.
Jennie menuang kopi yang baru saja diolah di mesin espresso.
Dia bawa cangkir tersebut untuk duduk bersamanya diatas stool kitchen.
Asap mengepul dari kopi tersebut menguarkan aroma harum yang membuat pikirannya sedikit relaks.
Jennie ingin mengamuk saat ini.
Sebab Lisa, lagi-lagi melupakan janjinya.Dia terpaksa meninggalkan anak-anak di apartemen karna dia harus menjemput Luca. Jennie pergi dengan taksi. Karna si Roséanne, sahabatnya itu, juga tak bisa diandalkan.
Dia bahkan menghubungi Jisoo untuk menanyakan keberadaan sahabatnya itu, namun Jisoo pun sama bingungnya.
Sebab Rosie, juga tak bisa dihubungi seperti Lisa.Entah pergi kemana dua gadis itu. Sampai-sampai bak hilang ditelan bumi.
Sluurrpp!
Diseruputnya kopi itu secara perlahan. Ia perlu menenangkan emosinya karna hampir gila menghubungi Lisa sejak tadi namun tak ada jawaban.
Apa dia sedang bersama kekasihnya?
Jennie bertanya sendiri dalam hati.
Bayangan Lalisa yang sedang bermesraan dengan Miyeon seketika membuat ia mendengus tanpa sadar.
Digelengkan kepalanya cepat-cepat untuk mengusir khayalan gila dalam otaknya.
Dia benar-benar pembual.
Gerutunya lagi dalam hati sembari membaca ulang pesannya tadi siang.
Untuk apa aku mengatakan hal-hal bodoh ini?
Mommy Kuku, dan Mommy Leo?
Demi Tuhan, aku menyesal.Brakk!
Diletakkannya ponsel itu dengan sedikit kasar.
Rasa jengkelnya kian membumbung tinggi membuat ia jengah.Jennie kemudian melirik ke jam dinding. Waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam.
Ini memang belum terlalu larut.
Tapi sudah terlalu lama untuk Lisa tak memberi kabar karna ia belum juga pulang sampai jam segini. Bahkan membaca pesannya pun tidak."Hufft!"
Dengusan nafas lelah nampak jelas dikeluarkan oleh Jennie.
Ia tak bisa mentolerir ini.
Lisa sudah dua kali mengingkari janjinya.
Lebih baik sejak awal Lisa tak perlu berjanji. Karna dengan mengingkarinya seperti ini, tentu saja membuat Jennie kecewa.Ting-tong!
Keningnya berkerut mendengar bunyi bel. Mempertanyakan, siapa yang bertamu di jam segini. Karena jika itu Lisa, dia pasti akan langsung membukanya tanpa perlu menekan bel.
Jennie kemudian segera bergegas untuk membukakan pintu.
Ceklek!
Dan betapa terkejutnya ia ketika dua orang muncul didepannya.
"Huh?! Oh My God! What is happening?" tanya Jennie setengah histeris tatkala ia menemukan Lisa sedang digendong dipunggungnya oleh Rosie.
"Yyaakk! Bantu aku dulu. Dia berat sekali, Queen! Jesus!!" ucap Rosie yang sudah berpeluh deras karena menggendong Lalisa dari lantai bawah.
Jennie pun cepat-cepat meraih tubuh jangkung itu, untuk ia tuntun menuju kamar Lalisa.
Brakk!
KAMU SEDANG MEMBACA
Woman Like Me
Romance"Jennie adalah calon dokter, dari keluarga yang semuanya dokter. Dan pewaris sebuah rumah sakit besar. Tapi sayang, Jennie merasa itu bukan passionnya. Akhirnya dia terjebak menjadi mahasiswa abadi yang tidak lulus-lulus. Dan kesialannya bertambah s...