5.15am
Secangir teh yang masih mengepulkan asap tersimpan manis di atas meja makan, menunggu sang tuan untuk menikmatinya. Namun sejauh Dara menunggu dan juga mengedarkan pandang di setiap sudut ruangan, tak jua ia menemukan Jiyong, keberadaan pria itu tak tertangkap pandanganya sejak kepergianya dari acara makan tadi malam. Apa Jiyong semarah itu denganya ? Memikirkan keberadaan Jiyong membuat gadis itu melamun ditengah aktifitas menyantap sarapan pagi, sarapan lebih awal untuk aktifitas lebih awal.
Lamunan Dara tertangkap jelas oleh Jung, wanita paruh baya yang baru saja masuk ke dalam dapur dengan beberapa sayuran. "Susunya akan dingin." Seru wanita itu sembari menyimpan sayur ke dalam kulkas.
Tubuh mungil Dara terlonjak pelan bahkan dengan kalimat lirih Jung, gadis itu tersenyum tipis lalu berkata, "Apa Jiyong pergi pagi ini ?"
Jung menutup pintu kulkas lalu beralih pada Dara, "Tuan pergi dini hari tadi, sekitar jam 3 pagi bersama Tuan Youngbae, beliau bilang ada urusan bisnis di Kyoto." Jelas Jung membuat Dara mengangguk paham.
Dara kembali melahap roti selai coklat miliknya sembari memperhatikan Jung yang sedang merapihkan dapur, dalam diam Dara mengunyah setiap potong roti yang masuk ke dalam mulutnya hingga sebuah angan terlintas jelas dibenaknya. "Jung." Seru Dara setelah menelan makananya.
"Iya?"
"Kiko, wanita seperti apa dia ?" Ungkap Dara begitu saja.
Jung sempat terdiam sesaat ditempatnya sebelum mendekat kearah Dara. "Umurnya hanya terpaut satu tahun dengan Tuan Jiyong, dia baik seperti wanita umumnya, namun---" Jung terdiam untuk menatap Dara sejenak. "Dua atau satu tahun sebelum dia meninggal, sikapnya sedikit berubah." Tandas Jung lagi.
"Aku tidak sengaja menyinggungnya kemarin dan sepertinya Jiyong marah karena itu." Ucap Dara yang teringat akan kejadian kemarin malam.
"Tuan Kwon masih sangat sensitive jika menyangkut Kiko dan juga ayahnya." Jung kembali bersuara setelah menyimpan tubuhnya dibangku yang berdampingan dengan Dara.
"Jika boleh tau, apa yang berubah?" Kini Dara bertanya dengan hati-hati. Bagian kecil dari dalam tubuhnya seolah ingin tau lebih dalam tentang Jiyong dan juga masalalu pria itu, mungkin.
"Kiko hanya bersikap manis saat bersama Tuan, selebihnya ia sangat arrogant. Pernah satu kali Nyonya Gi menegur Tuan Kwon karena sikap Kiko namun keduanya malah saling berargumen."
"Sepertinya banyak hal yang tidak aku ketahui." Seru Dara sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Mungkin benar, banyak hal yang ia tidak tau tentang Jiyong tapi perlukah ia tau saat ini ?
"Kau bisa bertanya padaku, pada Nyonya, teman-teman Tuan atau Tuan sendiri." Jung kembali berdiri untuk melanjutkan kegiatanya.
"Yang terakhir sepertinya tidak." Canda Dara setelah meneguk susu miliknya.
Jung tertawa kecil mendengar penuturan Dara, "Siapa yang tau?"
Lagipula siapa yang tau ? semesta slalu meimiki cara untuk menyembunyikan ribuan kemungkinan untuk mengejutkan setiap manusia yang hidup di lingkupnya.
=== Other Place ===
Seunghyun baru saja mendapat kedamaian setelah kepergian One dan June dari dalam ruanganya, pria tampan itu baru akan menyulut rokok saat seorang tiba-tiba menerobos ruang kerjanya dan duduk sembarangan di sofa, kedatangan Seungri membuat Seunghyun mengurungkan niatnya untuk menikmati satu batang rokok yang sudah terselip rapi dibibirnya.
"Keluar!" Dengan bengisnya Seunghyun mengusir Seungri.
Seungri menelan ludahnya dan menatap Seunghyun seolah-olah ketakutan, "Hyung...." Rengeknya kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Light in the Darkness
FanfictionTuhan itu siapa? - Kwon Jiyong Kau kira siapa yang memberimu nafas? - Sandara Park #Daragon