LITTLE SWEET

275 32 7
                                    

Langkah ringan Dara mendekati mobil membuat Jiyong menyunggingkan senyum hangatnya, jantungnya kembali berdebar dan hatinya slalu menghangat kala gadis itu tertangkap oleh jerat pandangnya. Ntah sejak kapan Dara mendapatkan atensi lebih darinya, yang pasti kehadiran gadis cantik itu slalu membuat Jiyong merasa utuh.

Sesaat kemudian pintu mobil terbuka membuat Jiyong menoleh, melempar senyum manisnya. "Berikan padaku." Pintanya mengambil alih dua cup minuman yang memenuhi kedua tangan Dara. Gadis itu menyerahkannya dengan senang hati.

"Terimakasih." Balas Dara tulus.

Sembari menunggu Dara memposisikan tubuh, pria itu meneguk kopi miliknya, mengecapnya pelan lalu mengangguk kecil, Dara hafal dengan seleranya, 7 shots and less ice.

"Beli apa saja hm?" Ia kembali pada Dara, gadis itu baru saja menutup pintu mobil dan menyimpan satu papper bag di jok belakang.

"Cake, mau?" Ia menerima cup smoothie yang diberikan Jiyong sembari menawari pria itu makanan ringan.

Jiyong menggeleng pelan. "Nanti saja." Jemarinya berpaling setelah menyimpan cup kopi di sebelah kemudi, menyalakan mesin mobil dan kembali membaur di jalan raya.

Keduanya mampir di sebuah coffee shop setelah Jiyong mengeluh membutuhkan asupan cafein pasalnya pagi ini Dara sengaja tidak menjamunya dengan Kopi, melainkan susu hangat yang sempat membuat Jiyong mendumal sebal namun urung karena tatapan Dara lebih menakutkan dari keinginannya pada kopi.

Jalanan sedikit padat sebab keduanya kembali saat jam makan siang, sedikit terik membuat Dara menurunkan suhu AC dalam diam. Pergerakan kecil gadis itu mendapat atensi Jiyong yang sesekali mencuri pandang. "Ingin pergi kemana?"

Dara menoleh, masih sibuk menikmati smoothie sembari menggelengkan kepala ringan. Ia bingung akan pergi kemana saat siang begini, padahal mereka sudah kembali di area Seoul.

Tak ambil pusing dengan Dara yang masih tidak tau arah, Jiyong membelokan kemudi mantap membuat Hazel Dara menyipit saat membaca plang jalan yang sangat Ia kenal. "Pulang dulu?" Ia menoleh pada Jiyong dan mendapati pria itu mengangguk mengiyakan.

"Hm, nanti malam saja baru pergi."
Gadis itu mengangguk saja, ide Jiyong lebih baik ketimbang Ia yang masih kebingungan.

Hazelnya berpaling, menatap damai awan dari balik kaca mobil, cukup lama hingga rasa geli menghampiri punggung dan telapak tangan Dara bergantian, membuatnya menoleh, sedikit terkejut membuat semburat merah di pipi muncul samar. "Geli." Ia terkekeh kecil melihat Jiyong melancarkan aksi dengan polos, mencium telapak dan punggung tanganya berkali-kali.

"Sejak kapan, ini menguasai disini." Dara mengusap lembut kumis dan janggut pria itu tanpa ragu, ntah sejak kapan ia menjadi berani seperti ini, bulu halus kembali berkuasa padahal baru beberapa hari yang lalu Jiyong mencukurnya bersih.

"Tugasmu membuatnya bersih." Pinta pria itu dengan senyum tersungging miring.


Jiyong tidak pernah main-main dengan titahnya, seperti saat ini. Ia berhasil membuat Dara duduk di wastafel sembari membantunya bercukur, mengungkung tubuh mungil itu diantara dua lenganya yang menahan tubuh.

Jemari Dara cukup lihai mengoperasikan alat cukur di dagu miliknya, membuat Jiyong memejamkan mata nyaman. "Siapa yang mengajarimu?" Bisiknya membuat Dara terdiam sesaat, menatap Jiyong dengan dada tak karuan.

Come on! Nafas hangat pria itu menabraknya dan itu tidak akan baik untuk kesehatan jantung serta hati Dara.
"Grandpa dan Woonie sering meminta bantuan untuk ini." Jawab Dara kembali pada kegiatannya.

Jiyong mengangguk saja, perlakuan gadis ini terlampau nyaman hingga membuatnya sedikit kantuk. "Ingin pergi kemana nanti malam?"

"Night market di daerah Yongsan." Jawabnya membuat Jiyong membuka mata, permintaan Dara terlalu sederhana untuk Ia setujui.

Light in the DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang