3.30Am
Dara dan Jiyong mengiyakan permintaan Gi Ran yang meminta mereka untuk menginap di kediaman wanita paruh baya itu. Dua insan manusia tersebut masih sama-sama terlelap dalam ruangan besar dengan pencahayaan yang sangat minim. Ah jangan terlalu berharap jika mereka tertelap dalam satu ranjang yang sama.
Dara sendiri tengah terlelap di atas ranjang milik Jiyong sedangkan sang pemilik ranjang memilih untuk membaringkan diri di atas sofa yang bersebrangan dengan ranjang.
Keputusan yang cukup rumit dan melewati panjangnya diskusi sebelum akhirnya mereka tertidur kemarin.
Pagi menyapa begitu saja tanpa peduli jika sisa-sisa lelah yang masih begitu berkuasa atas tubuh dua insan yang tengah lelap dalam tidurnya.
Namun tidak bertahan lama, karena Dara mulai terjaga dari tidur nyenyaknya. Gadis itu duduk perlahan dan menyandar pada dashboard ranjang, matanya mengercap pelan sembari mengumpulkan seluruh kesadarannya.
Setelah merasa kesadarannya kembali, Dara mulai membenahi rambutnya, ia mengingat surai panjangnya dan mulai beranjak turun dari atas ranjang. Waktunya mandi.
Baru saja Dara akan keluar dari kamar, sebuah suara mengintruksi tubuhnya, membuat langkahnya otomatis terhenti.
Bukan sebuah suara panggilan yang di tunjukan kepadanya, melainkan suara gumaman atas nama orang yang tidak ia kenal, namun tetap saja suara semacam bisikan itu berhasil memerintah kakinya agar berhenti.
"Kiko-Tidak, kalian-Ayah---"
Dara otomatis membalikan badan, dan mendapati Jiyong tengah bergerak gelisah di dalam tidurnya, gumaman itu berasal dari Jiyong.
Tidak pikir panjang, Dara segera menghampiri pria tersebut dan duduk di tepian sofa. Apa pria itu tengah bermimpi buruk? Pikirnya.
Keringat dingin membanjiri pelipis Jiyong, pria itu juga tidak jua berhenti bergerak gelisah di dalam tidurnya, Dara yang melihat hal tersebut langsung menepuk pundak Jiyong pelan, berusaha menyadarkan pria itu sebisa yang dapat ia lakukan.
"Ji, bangun... Hei."
Tidak ada respon sama sekali setelah panggilan pelan yang Dara lakukan, hanya gerakan cepat dari mata yang tengah terpejam, nafas pria itu semakin memburu dengan keringat yang merembes tanpa bisa dikendalikan, membuat gadis itu terdiam sejenak, apa Dara tengah mengaca sekarang. Apa ia juga seperti ini saat bermimpi buruk, apa ini yang di rasakan Jo Won jika tengah membangunkannya. Ia panik dan tidak tau harus berbuat apa.
"Kwon Jiyong, bangun! " Dara mendekap kedua lengan pria itu agar diam, tidak ada inisiatif lain yang muncul di benaknya, hanya cara ini yang ia pikirkan. Dan benar!
Tubuh Jiyong merespon dengan baik, gerakan gelisah pria itu berhenti.
Dara dapat mendesah lega sekarang.
"Kau mendengarku? Bangunlah, kau hanya bermimpi." Lanjut gadis itu sembari menepuk pelan sebelah pipi Jiyong.Seperti mendapat bantuan, kelopak mata pria itu terbuka cepat membuat pandangan mereka bertemu sesaat.
Dara tersadar lebih cepat dari Jiyong, gadis itu segera menarik tanganya dari tubuh Jiyong dan menjauhkan diri, apa yang kau lakukan Dara, gadis itu mengutuk dirinya sendiri sekarang.
Jiyong memijat keningnya yang basah sembari mendesah kesal, mengapa mimpi itu datang lagi, sial! Ia kemudian bangkit untuk duduk di sofa, lirikannya kembali pada Dara yang ntah mengapa berdiri dalam diam dihadapannya.
"Aku megusik tidurmu?" Tanya pria itu membuat Dara menatapnya sejenak lalu menggeleng pelan.
"Aku sudah bangun dan hendak mandi, tapi kau tiba-tiba bergumam." Jawab Dara seadanya, gadis itu masih merasa canggung atas apa yang baru saja ia lakukan. Apa ia sudah berlebihan memegang kedua lengan pria itu tadi, mengapa ia jadi sangat canggung, padahal pria itu sudah sah menjadi miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Light in the Darkness
FanfictionTuhan itu siapa? - Kwon Jiyong Kau kira siapa yang memberimu nafas? - Sandara Park #Daragon