Relation

356 35 11
                                    

6.30Am

"Ibu, mana kopiku?"

Gi Ran melirik sang putra yang baru saja masuk ke dalam dapur. Wanita paruh baya itu kemudian menunjuk sesuatu yang sudah tertata rapi di atas meja makan. "Dara membuat teh untukmu, dia bilang kau terserang flu dan bersin-bersin pagi ini."

Jiyong yang masih membenahi dasi mulai melirik meja makan dan menelisik penjuru dapur setelahnya. Seakan tau apa yang sedang pria itu cari, Gi Ran kembali bersuara. "Dia sudah berangkat, katanya ada presentasi, dia dijemput temannya tadi."

Pria itu tidak bersuara, ia hanya menatap sang ibu sekilas dan berjalan menuju meja makan.

Pria itu tidak bersuara, ia hanya menatap sang ibu sekilas dan berjalan menuju meja makan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ibu tidak menyangka Dara sangat detail." Ujar Gi Ran saat ia memperhatikan Jiyong tengah mengamati sarapan yang sudah tertata rapi di atas meja makan. "Dia pandai memasak." Timpalnya lagi.

"Jenny sangat menyukai Pancake buatan Dara." Dami tiba-tiba saja muncul dengan nampan berisi beberapa piring dan juga cangkir yang sudah habis isinya. "Dia melahabnya habis, Bu." Tambah wanita itu saat sudah sampai di samping Gi Ran.

Jiyong tidak berniat untuk ikut berkometar atas apa yang baru saja kakak dan juga Ibunya bahas, ia lebih memilih menyesap teh yang ada dihadapanya. Ia baru saja meneguknya dan lihat, dahi Jiyong berkerut untuk sesaat. Lidahnya asing dengan rasa teh yang baru saja ia minum.

Pria itu masih berusaha mengenali rasa teh yang ada dihadapannya, bahkan ia berusaha mengecap minuman itu berkali-kali untuk mmastikan apa rasanya, namun gagal. Ini berbeda dari yang biasanya ia minum. Lidahnya sangat asing.

"Why?" Dami mengamati adiknya yang terlihat kebingungan dalam diam. dami begitu intens jika berhubungan dengan Jiyong haha.

Jiyong seketika merasionalkan raut penasarannya itu, ia menatap Dami dan berkata datar, "Apa?"

"Flumu membaik bukan?"

Jiyong terdiam, ia tidak berniat menjawab pertanyaan Dami dan hanya melirik wanita itu sekilas sebelum mulai menyantap pancake yang sudah terhidang dihadapannya.

"Ibu, aku dan Jenny akan keluar sebentar, dia ingin ke taman." Pamit Dami.

"Iya, kembali sebelum jam delapan. Ibu ada acara hari ini."

"Iya bu."

"Habiskan, Ibu harus bersiap." Kata Gi Ran sembari menepuk bahu putranya itu pelan, ia juga langsung bergegas meninggakan Jiyong sendirian di dapur.

Jiyong baru saja menelan makanan yang ia kunyah, sejauh ini ia mengakui jika masakan Dara cocok di lidahnya dan Dami benar, pengar kepala sekaligus rasa tidak nyaman dihidung dan tenggorokannya perlahan membaik, setelah menyesap teh tersebut. Apa ini benar racikan Dara atau hanya akal-akalan Ibunya saja. Ah Ntahlah! mengapa ia harus memusingkan hal kecil ini.




Light in the DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang