Stupid, Darong!

282 38 6
                                    

Dara membenahi posisi duduknya ketika Jiyong masuk ke dalam mobil dan menyimpan tubuh dibalik jok kemudi. Melihat pria itu masih bertahan dengan wajah datar serta rahang tegas membuat Dara buru-buru berujar, "Aku akan pulang lebih dulu, kembalilah!"

Jiyong hendak bersuara saat tiba-tiba dering ponsel menyela seakan memintanya untuk tetap diam, "Apa ?" Sahutnya untuk seseorang di sebrang.

"Unit Made sudah bersiap kesana Hyung, kita bertemu disana ?" Mendengar penuturan Seungri membuat Jiyong melirik Dara sekilas sembari memijat keningnya sendiri yang terasa sedikit pening. "Ya, aku akan berangkat."

Dara melirik Jiyong saat mendengar ungkapan berangkat dari pria itu. Lalu untuk apa Jiyong menyuruhnya menunggu, angan Dara. Dara memilih menyimpan tubuhnya dengan nyaman ketimbang bertanya atau memulai obrolan dengan Jiyong yang jelas-jelas sudah mengakhiri panggilan dan menyimpan ponsel di dashboard mobil. Gadis itu akan memejamkan mata saat kalimat Jiyong tiba-tiba berkumandang membuatnya semakin bingung "Kita berangkat." Kata Jiyong sembari menyalakan mesin mobil.

Untuk beberapa saat Dara memilih diam ketimbang menanggapi kalimat yang Jiyong ucapkan, sesekali ia melirik Jiyong yang sangat focus pada jalan raya, mengapa dia berlaku seperti ini lagi, pikir Dara. "Kemana?" Dara akhirnya bersuara setelah menenangkan dirinya sendiri, setidaknya ia harus tau kemana pria itu membawanya sekalipun ia sangat tidak berminat untuk berpergian kali ini.

"Sanbo-dong, rumah duka."

Mendengar  Jiyong membuat Dara memeriksa pakaian yang melekat pada tubuhnya, meskipun ia tidak tau pria itu akan melayat siapa, namun bagaimana bisa ia pergi ke rumah duka dengan pakaian yang tidak menunjukkan rasa berkabung, apa Jiyong bercanda? "Aku butuh ke apartemen untuk berganti baju." Seru Dara.

Ntah Jiyong mendengar perkataan Dara atau lebih focus pada jalan raya, pria itu hanya diam dengan mata yang sesekali mencuri pandang ke sebelah bahu jalan.

"Tidak perlu, kita beli saja." Kata Jiyong saat kemudinya sudah membelok di salah satu bangunan.

Bangunan minimalis tiga lantai yang terlihat sangat megah membuat Dara tertegun untuk beberapa saat, terlebih dengan plang besar yang bertuliskan CHANEL didepan bangunan itu, Dara tidak segan untuk melayangkan tatapan sebal pada pria yang sedang m...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bangunan minimalis tiga lantai yang terlihat sangat megah membuat Dara tertegun untuk beberapa saat, terlebih dengan plang besar yang bertuliskan CHANEL didepan bangunan itu, Dara tidak segan untuk melayangkan tatapan sebal pada pria yang sedang melepas seatbelt dan bersiap untuk masuk ke dalam toko elite tersebut, dia tipe semacam itu rupanya.



.

.

Topeng adalah senjata utama yang harus digunakan saat suasana hati harus kalah oleh keadaan, tidak peduli bagaimana hancurnya mood, bertemu dengan orang lain artinya kau harus baik-baik saja. Senyum ramah terselip otomatis di bibir Dara saat beberapa orang menyapa segan Jiyong, pria yang bahkan hanya membalas sapaan orang-orang dengan seadanya. Dara sempat melirik malas pria disampingnya karena sikapnya yang terkesan angkuh pada orang-orang, Dara juga tidak habis pikir bagaimana orang-orang bisa dengan mudah mengenali Jiyong bahkan saat pria itu baru saja turun dari mobil.

Light in the DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang